Laka Lena dan BKKBN Terus Bersinergi Kampanye Tekan Angka Stunting di TTS

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emmanuel Melki Laka Lena mengkampanyekan tekan angka stunting secara Virtual

SOE, WARTAALOR.com – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena bersama Mitra Kerja dari
Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bersinergi menggelar Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi NTT.

Kali ini, kegiatan tersebut digelar di Gereja Kefas Leon Oto, Desa Sei, Kecamatan, Kolbano, Kabupaten TTS , Jumat (17/06/2022) pagi.

Bacaan Lainnya

Politisi Partai Golkar yang akrab disapa Melki Laka Lena ini, hadir dan menyampaikan materi secara virtual, sedangkan Kepala BKKBN Perwakilan NTT, Marianus Mau Kuru dan Perwakilan dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten TTS hadir secara langsung / luring di lokasi kegiatan.

Dalam kesempatan tersebut, Laka Lena meminta semua pihak bekerjasama dan bersinergi untuk mempercepat penurunan stunting angka stunting secara nasional dan khususnya di Nusa Tenggara Timur.

“Persoalan stunting tidak saja menjadi urusan pemerintah atau pemangku kepentingan belaka. Persoalan stunting adalah persoalan bangsa yang harus kita tuntaskan bersama dan membutuhkan kolaborasi semua kalangan dan kerjasama lintas sektoral,”ajak Melki.

Terkait pencegahan stunting, Melki mengatakan penanganannya menjadi sangat efektif apa bila dimulai dari 1000 Hari Pertama Kehidupan .

“Kita semua setelah tahu anggota keluarga kita hamil, maka asupan gisi harus diperhatikan. Tentu dibutuhkan gizi yang cukup dengan berbagai kebutuhan nutrizi agar bisa membuat otak anak bagus dan perkembangannya bagus ketika dalam masa kehamilan. Jadi kalau ada ibu hamil di rumah, kita harus prioritaskan porsi nutrisinya, karena nutrisi yang dibutuhkan akan berbeda dengan suami. Karena itu suami ingat juga ibu yang sedang hamil, sehingga kita bisa meminimalisir stunting dalam kandungan,” pesannya.

Kepala BKKPN Provinsi NTT, Marianus Mau Kuru

Melki Laka Lena dalam kesempatan tersebut mengingatkan kepada BKKBN sebagai panitia pelaksana penurunan stunting secara nasional untuk meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi strategi penurunan stunting antar kementerian/lembaga sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dan membuat program yang inovatif untuk menurunkan stunting sebanyak 10,4% sebagai upaya pemenuhan target penurunan stunting dari Presiden Jokowi menjadi 14% pada tahun 2024.

Melki juga mengungkapkan bahwa Komisi IX DPR RI sangat berkomitmen dalam mendukung penurunan angka stunting.

“Kami sudah menggangarkan untuk seluruh posyandu di Indonesia mendapat alat timbangan yang berstandar, memastikan pemenuhan kesejahteraan dan kesehatan kader keluarga berencana, termasuk keikutsertaan dalam kepesertaan BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan kepesertaan PBI,” ungkapnya.

Sementara Kepala BKKBN Perwakilan NTT Marianus Mau Kuru mengatakan faktor penyebab stunting salah satunya adalah kurang gizi.

“Stunting faktor penyebab berarti kurang gizi. Makanan kurang bergizi. Makan hanya mau kenyang tapi tidak bergizi,” ujar Marianus.

Untuk itu, Marianus berpesan agar masyarakat memanfaatkan potensi pangan local untuk pemenuhan gizi.

“Ciptakan pasar murah di desa sendiri. Dengan makan – makanan dari kebun kita sendiri. Makan makanan lokal kita sendiri. Ada kelor, sorgum, telur, sayur, daging sei, daging ayam kasih makan untuk anak atau ibu hamil,”pesannya.

Marianus di kesempatan yang sama mengungkapkan penanganan stunting tidak boleh berfokus pada bayi yang sudah terlahir stunting saja tapi juga fokus pada calon pengantin.

Hal ini sebutnya penting agar para calon pengantin sebelum berumah tangga bisa merencanakan kehamilan dari sebelum menikah sehingga calon pengantin dapat menyiapkan kondisi yang baik agar tidak terjadi kekurangan gizi, dan anemia. (*Tim).

Pos terkait