WOLWAL, WARTAALOR.com – Masih terkait proyek pekerjaan peningkatan jalan hotmix di Wolwal Kecamatan Alor Barat Daya (ABAD) Kabupaten Alor, NTT. Pembangunan jalan provinsi senilai Rp 7 Miliar lebih yang dikerjakan PT Karya Baru Calisa (KBC) selaku kontraktor pelaksana, sebelumnya mendapat kritik pedas dari kelompok masyarakat setempat dan aktivis.
Leader Ismail, pemuda Wolwal dan aktivis senior Erwin Padademang menduga pekerjaan tersebut tidak berkualitas alias kerja asal jadi. Mereka kemudian meminta Dinas PUPR NTT, Politeknik dan lembaga jasa konstruksi untuk melakukan uji petik lapangan, guna memastikan kualitas jalan ruas Watatuku-Mataraben itu baik atau tidak.
Namun disisi lain, pernyataan mereka berbeda dengan apa disampaikan Haji Musa Karmon yang juga warga Wolwal Kampung Pancoran. Dia dengan polos mengakui bahwa kualitas pekerjaan jalan hotmix di wilayah itu sangat baik. Musa Karmon, warga RT 08/RW 04 itu menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Pemprov NTT dan Direktur PT KBC Agustinus Tjung (biasa disapa Bos Acui), karena sudah membangun infrastruktur jalan di wilayah itu dengan hasil yang baik.
“Kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah, bapak Gubernur Viktor Laiskodat, DPRD dan juga pihak kontraktor yang sudah membantu untuk meringankan beban penderitaan kami selama ini. Sebab kita semua tahu bahwa ruas jalan disini rusak parah. Setiap kendaraan yang lewat harus hati-hati kalau tidak nah bisa celaka. Tetapi kami bersyukur karena sekarang pemerintah sudah aspal,” ungkap Musa Karmon kepada Wartawan, Selasa, 24 Agustus 2021.
Pengakuan serupa juga disampaikan tokoh masyarakat Wolwal Barat, Iskandar Mabikafola, saat dimintai tanggapan berkaitan dengan kualitas jalan tersebut via telepon, Kamis, 26 Agustus 2021.
Iskandar Mabikafola mengatakan, bahwa sesuai pengamatannya, kualitas jalan provinsi yang baru selesai dikerjakan itu sangat baik.
“Jadi om…kalau kita bicara soal kualitas, tidak perlu diragukan. Jalan ini sangat kuat, bahkan jalan di Wolwal ini lebih bagus kalau kita bandingkan dengan jalan provinsi lainnya yang ada di kabupaten Alor,” ungkap Iskandar Mabikafola.
Menurut anggota DPRD Alor Dapil 2 itu, bahwa sudah 8 tahun penantian masyarakat untuk menikmati infrastruktur jalan hotmix. Sehingga, jalan yang baru selesai dikerjakan itu, merupakan jawaban daripada penantian masyarakat itu sendiri selama ini.
“Kan pembangunan bertahap to om… Jadi pekerjaan ruas jalan Watatuku-Mataraben itu dikerjakan dua tahap. Tahap pertama itu yang sudah selesai dengan dana sebesar Rp 7 Miliar lebih,” ungkap Iskandar.
“Sekarang mereka lagi perbaiki bahu jalan kiri kanan dengan cor jadi kita lihat kualitas sudah sangat memadai. Nah…tahap dua itu nanti sekitar akhir bulan September mereka mulai kerja lanjut sampai titik akhir di Mataraben. Anggarannya Rp 37 Miliar lebih,” tambah Iskandar.
Mantan Kepala Desa Wolwal Barat ini menuturkan, bahwa semua yang berkaitan dengan pekerjaan jalan ini, merupakan kewenangan Pemprov NTT. Meski demikian, fungsi kontrol tetap melekat pada kita semua agar supaya pekerjaan bisa berjalan dengan baik dan hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat.
“Jadi kalau dibilang ada indikasi penyelewengan dana proyek itu juga saya pikir tidak. Karena pekerjaan ini kan belum berakhir. Sekarang ini pihak kontraktor sedang perbaiki bahu jalan kiri kanan dengan cor,” tandasnya.
Menurutnya, beberapa waktu lalu ketika pekerjaan masih berjalan, dirinya ingin menemui pihak perusahaan dan konsultan pengawas untuk melanjutkan aspirasi masyarakat yang ia rampung. Walau niatnya tidak tercapai, tetapi baginya hasil pekerjaan itu sudah bagus sesuai keinginan masyarakat.
“Walaupun saya sendiri tidak pernah bertatap muka langsung dengan pihak kontraktor, untuk menyampaikan aspirasi masyarakat, tetapi hasil dari pekerjaan yang ada saya kira sangat memuaskan,” ujarnya.
Dia menerangkan bahwa, berkaitan dengan pekerjaan tersebut, bila kita lihat dari kualitas pasir, lapen hingga tanah urug, maka kualitas jalan ini sudah sangat kuat. “Kalau ukuran lebar juga bila kita bandingkan dengan jalan lama maka ini lebih bagus,” tandas Iskandar yang juga anggota DPRD Alor asal Partai PAN.
Dia melanjutkan, bahwa kalau dilihat dari pemberitaan media, dimana ketika orang memarkir sepeda motor di atas bahu jalan, pedal standar langsung tembus masuk ke dalam aspal. Menurut Iskandar, faktor itu hanya karena saat selesai aspal, belum dilakukan pemadatan.
“Tetapi terlepas dari itu semua, saya juga berpesan baik itu kepada pemerintah, pihak perusahaan maupun masyarakat. Bila ada pembangunan infrastruktur di kemudian hari nanti, agar bisa ada kerjasama yang baik dengan semua pemangku kepentingan di desa. Sebab, meski dari sisi teknis adalah kewenangan pemerintah dan perusahaan, tetapi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan, perlu ada komunikasi elemen masyarakat berkaitan dengan titik-titik yang hendak dikerjakan,” tutup Iskandar Mabikafola. ***(joka)