Kalabahi, wartaalor.com – Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus, dijadwalkan berkunjung ke Indonesia pada September 2024. Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam rangka perjalanan apostolik.
Setelah berada di Jakarta tanggal 3-6 bulan depan dan melakukan misa bersama umat Katolik, Paus Fransiskus berkunjung ke Papua Nugini baru lanjut ke Dili Timor Leste tanggal 9-11 September. Panitia dari Keuskupan Agung Kupang (KAK) terus mempersiapkan segala urusan berkaitan dengan kunjungan Bapa Suci ini, termasuk menerima pendaftaran umat Katolik yang ikut kesana.
Di Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur tercatat 46 umat Katolik sudah mendaftar diri. Mereka mulai mengurus Paspor di Kantor Imigrasi Kupang.
Pastor Paroki Yesus Gembala Yang Baik, RD. Frederikus SA Tamelab, Pr kepada Wartawan di Kalabahi, Selasa, (6/8/24) menjelaskan, umat Katolik yang sudah mendaftar dan siap berangkat ke Dili nanti akan mengikuti briefing terlebih dahulu di KAK. Menurut Romo Simon, demikian sapaan RD. Frederikus SA Tamelab, Pr dari 46 orang yang sudah mendaftar, ada tambahan satu umat Muslim sehingga total keseluruhan peserta menjadi 47 orang.
Roma Simon menjelaskan, untuk umat Katolik yang akan mengikuti misa Paus Fransiskus di Jakarta berjumlah 20 orang. Jumlah ini sesuai kuota yang sudah dibagikan ke masing-masing Paroki. Sedangkan umat Katolik yang berangkat ke Dili Timor Leste berjumlah 46 orang, ditambah 1 orang umat Muslim menjadi 47 orang.
“Kalau satu orang yang basodara Muslim ini dia yang minta daftarkan dia, jadi kami tanya kenapa mau ikut ke Dili, dia bilang ingin melihat langsung sosok Paus Fransiskus. Saya bilang ya silahkan, Paus Fransiskus bukan saja pemimpin umat Katolik tetapi juga pemimpin Vatikan”, ujar Romo Simon.
Menurut Romo, semua peserta yang akan berangkat nanti wajib melengkapi persyaratan yang ditentukan. Mulai dari Paspor kemudian semua biaya akomodasi pergi pulang, makan minum dan penginapan ditanggung sendiri.
“Kalau biaya perjalanan, makan minum penginapan semua peserta tanggung sendiri. Sedangkan untuk tanggal kepastian berangkat kemungkinan habis perayaan 17 Agustus sudah ada informasi. Jadi semua peserta juga nanti dibagikan kartu tanda pengenal”, ujar Romo Simon.
Dia memastikan peserta yang sudah mendaftar diri secara resmi akan mengikuti semua prosedur sehingga tidak ada yang berangkat secara ilegal.
“Apabila ada peserta yang berangkat secara ilegal dipastikan tidak bisa mengikuti kegiatan misa bersama Paus Fransiskus, karena akan ada pemeriksaan secara ketat di sana”, pungkas Romo Simon. ***(joka)