Kalabahi, wartaalor.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) menggelar Workshop Literasi Digital di Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, (15/9/2022). Kegiatan yang dipusatkan di Aula Hotel Simfony Kalabahi itu terlaksana atas kerjasama komunitas Pegiat Media Sosial.
Dua narasumber, yakni Dr. Jahved Ferdianto Maro dan Novita Ayu Oilsana dalam materinya, mengajak anak-anak milenial maupun masyarakat umum sebagai pengguna media sosial Facebook, YouTube, Twitter, Instagram dan lain agar gunakanlah dengan bijak. Maksud bermedia sosial dengan bijak adalah untuk keperluan hal-hal positif saja serta hal-hal lain bernilai ekonomis.
Jahved Maro mengingatkan kepada masyarakat pengguna media sosial agar gunakanlah media sosial tidak untuk saling fitnah dan ujaran kebencian yang berujung pada pidana. Dia mengatakan, banyak orang belum bijak dalam bermedia sosial sehingga jari jemari justru mengantarkan mereka ke teruji besi.
“Saya lihat di Alor yang belum ada. Di tempat lain itu kita lihat orang live streaming jual pakaian dan lain-lain. Jadi itulah manfaat nilai ekonomis. Ya.. mungkin hanya beli pulsa data 50 ribu tapi nanti pemasukan sudah lebih dari 50 ribu,” ujar Jahved Maro.
Menurut narasumber Jahved Maro, keberhasilan suatu teknologi digital bukan lihat dari berapa banyak orang menggunakan media sosial itu. Tetapi sesungguhnya, keberhasilan dilihat dari berapa besar manfaat secara ekonomis dari hasil menggunakan media sosial.
“Keberhasilan suatu teknologi digital di suatu wilayah bukan dilihat dari berapa banyak orang yang menggunakan Facebook, YouTube, Twitter, Instagram dan lain-lain. Tetapi berapa besar pengaruh digital terhadap perkembangan ekonomi. Jadi mama-mama jangan bangga kalau hanya baru tahu main Facebook, YouTube, Twitter dan juga Instagram,” ujar Jahved Maro.
Dosen Universitas Tribuana (UNTRIB) Kalabahi ini mengingatkan kepada para pengguna media sosial untuk pandai membaca peluang dan strategi. Dia mengingatkan jangan membuang-buang waktu menggunakan media sosial untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
“Jadi kita harus tahu kekuatan dan kelemahan menggunakan media sosial ada dimana. Apalagi ada yang sudah fokus menggunakan media sosial sebagai sarana menjual kuliner, sovenir, pariwisata. Ini sesuatu yang luar biasa, ya harapannya harus dimanfaatkan dengan baik,” ujar Jahved Maro.
Dia menilai banyak orang belum bijak dalam menggunakan media sosial, sehingga seringkali berujung pada teruji besi. Salah satu dampak buruk dari semakin berkembangnya teknologi media sosial adalah berkembangnya hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan pidana.
“Kalau dulu, orang kirim surat kasih pacar saja satu minggu kadang satu bulan baru surat itu sampai. Sekarang tidak. Tinggal inbox atau kirim pesan WhatsApp sudah bisa ketemu pacar. Makanya banyak sekali terjadi sex bebas sebagai akibat dari perkembangan teknologi media sosial,” tandas Jahved Maro.
Sementara itu, narasumber Novita Ayu Oilsana mengatakan, dirinya bergerak di media sosial sejak tahun 2015 hingga kini. Menurut No Ayu, panggilan akrab Novita Ayu Oilsana bahwa salah satu hal baik yang Ia rasakan dalam bermedia sosial adalah Ia bisa tampil dan menjadi narasumber saat ini.
“Jadi kalau saya menjadi narasumber dalam worksop saat ini, juga merupakan dampak dari digitalisasi yang kita rasa saat ini,” ujar No Ayu.
No Ayu menjelaskan, sebelumnya kita mengenal literasi itu berkaitan dengan buku, atau yang berkaitan dengan baca dan tulis. Tetapi sekarang sudah ada istilah baru yang kita sebut sebagai literasi digital yang sebenarnya sama kegunaannya yakni untuk membangun komunikasi.
“Kalau kita ikuti perkembangan saat ini, banyak orang mulai malas membaca buku. Padahal beberapa tahun lalu kita masih temukan perpustakaan jalanan. Seperti yang pernah ada di Lapangan Mini Kalabahi. Jadi setiap sore itu orang-orang datang dan membaca buku sambil ngopi disitu. Tetapi sekarang, perpustakaan jalanan sudah tidak ada. Orang baca novel saja sudah bisa lewat teknologi digital,” ujar No Ayu.
No Ayu juga menjelaskan terkait dengan surat menyurat kepada orang di jauh yang dulu menggunakan jasa pengiriman pos dan lainnya. Tetapi sekarang ini semuanya sudah menjadi mudah hanya lewat jasa internet.
Sosok perempuan cantik yang semangatnya tidak pudar diberbagai kegiatan sosial ini meminta kepada para peserta workshop dan juga masyarakat umum pengguna media sosial agar terus belajar memanfaatkan fitur-fitur yang ada di media sosial. Menurut dia, dalam bermedia sosial kita menemukan berbagai ragam pandangan setiap orang yang berbeda. Sehingga apabila ada yang kita tidak suka maka di un follow saja demi menjaga keamanan dan kenyamanan bagi semua pengguna media sosial.
Untuk diketahui, kegiatan Workshop Literasi Digital itu membawakan tema Makin Cakap Digital. Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Alor, Ridwan Iho, S.Sos dan dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai komunitas. Kegiatan dipandu oleh Nyoman Josafhat Boling. ***(joka)