KALABAHI, WARTAALOR.com – Sejumlah warga Kelurahan Welai Barat Kecamatan Teluk Mutiara Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi korban tertimpa bencana banjir pasca hujan deras mengguyur wilayah itu pekan lalu. Sebagian rumah penduduk setempat dihantam banjir hingga akses jalan satu-satunya penghubung Kalabahi – Moru Ibukota Kecamatan Alor Barat Daya (ABAD) nyaris putus total.
Bupati Alor, Drs. Amon Djobo yang terjun langsung ke lokasi, (22/2/22) meminta maaf kepada warga Welai usai hujan deras kembali mengguyur hampir seluruh wilayah kabupaten Alor. Bupati Amon minta maaf karena penanganan bencana normalisasi kali dianggap lambat oleh pemerintah.
Salah seorang warga terlihat kesal sehingga memblokade jalan raya sebagai bentuk protes kepada Bupati Amon Djobo akibat penanganan normalisasi kali di wilayah itu lambat.
“Tidak bisa buka (jalan). Sudah lima kali omong (minta alat berat normalisasi kali). Sudah lima kali (pemerintah) bohongi kami,” kata seorang warga sambil marah-marah didepan Amon Djobo yang sedang memantau lokasi itu.
“Siapa yang bohong, coba? Barang ini nanti kita urus. Belum ada yang omong bagaimana (laporkan saya mengenai penanganan bencana ini),” jawab Bupati Alor kepada warga seperti dilansir tribuanapos.net.
Warga pun tak puas dengan jawaban Bupati. Ia lalu meminta Bupati Amon Alor Dua Periode itu supaya sampaikan secara terbuka bahwa memang pemerintah tidak bisa tangani bencana.
“Kalau memang dari pemerintah tidak bisa tanggapi bencana, omong, supaya kami masyarakat swadaya supaya kami kerja,” lanjut warga tersebut dengan nada tegas.
Situasi terlihat semakin tegang, namun Amon Djobo juga dengan tegas meminta agar dalam situasi bencana seperti ini masyarakat juga harusnya bersabar. Agar supaya pemerintah lebih konsentrasi mengurus terkait penanganan normalisasi kali.
“Banjir ini siapa yang bisa tahan coba. Untuk itu sedikit lagi nanti saya suruh dorang bawa alat (berat) datang. Sekarang yang mana yang dorang, normalisasi yang mana?” tanya Bupati kepada warga lainnya.
“Di bagian sini naik ini bapak,” jawab warga itu sambil menunjuk posisi kali yang meluap ke rumah warga.
“Janji e. Kalau tidak saya punya kepala, rambut kamu tanam kembali,” kata warga yang tadinya protes sambil menunjuk kepalanya yang botak.
Warga itu tak puas dengan kepemimpinan Lurah Welai Timur yang dinilai lambat terjun langsung ke lapangan memantau situasi bencana. Ia kesal pada lurah tersebut yang diduga tidak melaporkan kondisi bencana kepada Bupati Alor untuk dilakukan penanganan.
“Bapak punya pemimpin ganti Lurah, tidak pernah turun cek lokasi. Makanya keterlambatan penanganan (membuat) kami palang ini jalan,” lanjut warga itu.
“Sudah, saya yang salah jadi sudah,” Bupati meminta maaf atas kesalahan Lurahnya. “Tapi apa, buka sedikit memanjang saja e,” lanjut Bupati sambil tenangkan warganya dan mengajak membuka blokade jalan untuk dilalui masyarakat umum.
“Saya buka. Kasih kami waktu jam berapa Exa tiba. Kalau tidak saya punya kepala yang botak kamu taru rambut kembali,” kata warga tersebut lagi-lagi menunjuk kepalanya yang botak.
Bupati Alor terlihat memerintahkan Kepala Bapelitbang Alor Obet Bolang untuk berkoordinasi dengan Kadis PUPR Melianus Atacay, menerjunkan exavator di wilayah itu.
Negosiasi bupati dan warga tersebut menjadi tontonan ratusan warga pengguna jalan yang melintasi jalur itu.
Nampak blokade tersebut juga membuat aktivitas lalu lintas Kalabahi-Moru sempat macet beberapa saat, namun negosiasi Bupati Amon Djobo akhirnya membuat warga kembali membuka blokade jalan.
Aktivis Apresiasi Sikap Bupati Alor
Sementara itu, salah seorang aktivis senior Alor, Lomboan Djahamou mengapresiasi sikap bupati yang meminta maaf kepada warganya akibat penanganan bencana di wilayah itu lambat.
Lomboan mengatakan, sikap Bupati Alor Amon Djobo tersebut menjadi pelajaran kepada para pemimpin siapapun di daerah ini untuk dicontohi.
“Saya terkejut mendengar permintaan maaf dari kakak saya Amon Djobo kepada masyarakatnya. Ini sikap yang jarang kita temui dalam diri para pemimpin lain di Indonesia. Inilah sikap pemimpin yang ideal di masa sekarang. Saya kira ini contoh yang baik untuk kita tiru dan ambil hikmahnya dari semua ini,” katanya.
Lomboan juga memuji sikap Orang Nomor Satu di Nusa Kenari itu yang terjun langsung ke masyarakat memantau situasi bencana. Ia katakan, sikap respek bupati melayani masyarakat tersebut harus menjadi standar bagi kita untuk memilih pemimpin di Pilkada tahun 2024.
“Kakak bupati ini luar biasa. Hari-hari dia ada di lapangan, tidur, bangun, makan, minum dengan masyarakat, bahkan beliau menjadi tempat curahan hati masyarakat. Ini sikap pemimpin yang tahu betul kultur budaya masyarakatnya. Sebagai generasi muda kita harus contohi beliau meskipun di hal-hal lain kita berbeda pendapat soal sikap Pak Bupati, itu biasa,” ujar Lomboan yang saat ini sudah jadi Advokat.
“Saya harap ke depan siapapun mau menjadi pemimpin di Alor harus merakyat seperti kakak saya Amon Djobo,” ungkap Lomboan yang disebut-sebut bakal didukung Bupati Amon Djobo untuk bertarung di Pileg 2024 dapil I Teluk Mutiara dan Kabola. ***(joka)