KALABAHI, WARTAALOR.com – Suasana duka masih menyelimuti warga di Desa Malaipea Kecamatan Alor Selatan Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur (NTT), serta beberapa wilayah lainnya yang ikut terkena dampak badai Seroja, 4 April 2021 lalu. Mereka kembali dilanda bencana banjir bandang setelah hujan deras mengguyur wilayah itu, Rabu, (3/11/21) sore.
Meski tidak ada korban jiwa, tetapi bencana banjir bandang ini menghanyutkan puluhan hektar sawah, ternak dan rumah warga.
Kepala Desa Malaipea, Lasarus Padafing kepada Wartawan melalui telepon selular dari Kalabahi membenarkan bahwa saat ini masyarakat di desa yang dipimpinnya tengah dilanda banjir bandang.
Banjir bandang itu, kata Lasarus, diakibatkan hujan lebat yang mengguyur wilayah itu sejak pukul 14.00 Wita (jam 2 siang). Akibatnya, kali atau sungai diwilayah itu meluap. Banjir menerobos atau meluap dari kali di sekitar jembatan di desa itu yang tengah dinormalisasi oleh pemerintah.
Lasarus menggambarkan, banjir yang meluap di wilayahnya itu mencapai 3 meter. Data sementara yang ada ada sebuah dapur milik warga disapu banjir. Banjir juga tergenang di sejumlah rumah penduduk sekitar 1 meter ketinggian airnya.
Menurut Lasarus, masyarakat yang rumahnya terancam dan tergenang banjir sudah mengamankan diri ke rumah-rumah keluarga yang lokasinya aman dari hantaman banjir.
“Kondisi saat ini belum ada tanda-tanda air surut, dan potensi hujan masih terus terjadi. Akibat kondisi itu, sehingga dirinya dan aparat lainnya belum dapat melakukan pemantauan secara detail akan dampak dari banjir tersebut,” jelas sembari menambahkan kalau listrik di Malaipea juga saat ini padam.
Lasarus mengaku sudah melaporkan peristiwa bencana banjir yang dialami masyarakat di desa yang dipimpinnya ke pemerintah kecamatan, untuk dilakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten.
Menurut Lasarus, masyarakat yang kemarin mengalami bencana seroja saja hingga saat ini masih tinggal di rumah keluarga, karena belum dibangun rumah bantuan pemerintah akibat masalah lahan hutan. Namun warga desa saat ini kembali dilanda banjir.
Untuk diketahui, Desa Malaipea merupakan salah satu desa dari sejumlah desa di Alor yang mengalami kerusakan parah akibat badai seroja awal April 2021 silam. Tercatat sejumlah warga menjadi korban jiwa, masyarakat mengalami kehilangan harta benda. Badai seroja ikut merusak infrastruktur, lahan pertanian serta sarana-prasarana umum lainnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga mewaspadai cuaca ekstrem sepekan ke depan. Peningkatan curah hujan diprediksi terjadi di hampir seluruh daerah. “Hasil monitor BMKG, terdapat potensi signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di beberapa daerah,” kata Deputi Bidang Meteorologi Guswanto, Minggu (31/10/2021
Guswanto menjelaskan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya potensi belokan dan perlambatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas. Aktifnya fenomena MJO, Gelombang Rossby, dan Gelombang Kelvin meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. ***(joka)