KALABAHI, WARTAALOR.COM | Warga RT 10/RW 05 Kelurahan Adang Kecamatan Alor Barat Laut (ABAL), Kabupaten Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Kristian Kurang mengingatkan kepada PT Karya Baru Calisa (KBC) selaku kontraktor pelaksana, agar mengerjakan proyek pembangunan Ruas Jalan Propinsi Kokar-Tulta-Mali dengan anggaran sebesar Rp. 17,5 Milyar dengan baik. Pasalnya, alokasi anggaran itu ibarat mujisat, terlampau besar, kapan baru datang lagi.
Kristian menyampaikan hal tersebut kepada Wartawan melalui sambungan telepon dari Kokar-Ibukota Kecamatan ABAL, Selasa (09/03/21) seperti dilansir RADARPANTAR.COM.
Untuk diketahui, bahwa proyek Peningkatan Jalan Propinsi Ruas Kokar-Tulta-Mali Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 11, 7 Milyar dikerjakan oleh PT KBC dengan Konsultan Pengawas CV. El Emunah. Besaran anggaran ini berasal dari pinjaman pihak ketiga melalui pemerintah Propinsi NTT dibawah kepemimpinan Victor Laiskodat-Joseph Naisoy. “Dana terlalu besar jadi kerja baik-baik, karena ini barang kapan baru datang lagi,” pinta Kristian dari balik gagang seluler.
Menurut Kristian, masyarakat di ABAL mengaku senang sekali karena pembangunan Jalan Ruas Kokar-Tulta-Mali ini merupakan jawaban terhadap pergumulan masyarakat bertahun-tahun lamanya. Proyek ini dikerjakan sejak Desember 2020 lalu.
Tetapi tandas Kristian, dalam perjalanan ini ada hal-hal kecil yang sangat mengganggu. “Ini sebuah proyek besar dan proyek propinsi, kemudian inikan jalan baru tetapi dia punya saluran air itu naik hanya setengah meter, pelebaran juga setengah mereka sambung bangun dengan got atau saluran yang lama,” tandasnya.
Alasan sambung dengan got lama demikian Kristian, got atau saluran lama masih baik, ini kan lucu. “Kita sudah sampaikan di pengawas semua … kita tanya, tetapi alasannya itu katanya got masih baik. Kalau kita ikut aturan kalau gotnya masih bagus, kami yang tinggal di sebelah ini yang bakal menjadi korban karena tanah inikan sebagian besar harus ambil. Sementara keputusan bersama melalui pertemuan sebelum pekerjaan ini dimulai itukan titik tengah ukuran ke kanan itu berapa ke kiri berapa itu sudah diputuskan. Sementara dalam perjalanan tidak tau bagaimana, sampai sekitar 300 meter katanya gotnya masih baik jadi,” ungkapnya.
Dia mengaku menjadikan ini sebagai catatan baginya dan berharap agar pemerintah melalui kelurahan dan kecamatan dapat menyampaikan permasalahan yang sudah dikemukakan ini kepada jajaran pemerintahan yang lebih tinggi, bisa ke pemerintah kabupaten dan terutama kepada pemerintah Propinsi NTT. “Permasalahan ini sudah kami sampaikan kepada pemerintah tetapi pemerintah belum turun lihat juga,” katanya.
Dia menjalaskan, khusus untuk kualitas saluran atau got yang sudah dibangun beberapa waktu belakangan ini juga menggunakan campuran yang jauh dari kualitas yang diharapkan. “Sekarang sudah dua warna ini semen. Semen untuk campuran di saluran atau got yang sudah dibangun ini sudah dua warna ne. Got sudah dibangun tetapi mereka buat lagi seperti bangun dari awal, artinya mereka tambal lagi karena campuran di got yang sudah dibangun longsor sendiri,” tandasnya.
Ditambahkannya, saluran atau got yang sudah dibangun beberapa waktu belakangan ini pinggirnya sudah runtuh sendiri jadi mereka tambal lagi.
Menurut dia, pembangunan saluran atau got inikan termasuk penataan kota menjadi lebih baik tetapi ternyata di lapangan ditemukan fakta bahwa saluran yang dibangun sebelumnya justru lebih baik kualitasnya dari pada saluran yang baru dibangun. “Got apa ko miring kiri kanan, campuran juga sebagian sudah runtuh,” katanya.
Yang sudah dirasakan dampaknya oleh warga setempat setelah proyek ini dikerjakan adalah soal saluran atau got yang baru dibangun. “Dari dulu itukan pernah banjir, itukan meluap dan masuk dalam kampung. Mulai dari Kokar atau Bota sama. Pemerintah sudah bantu masyarakat melalui PMI lakukan penembokan di pinggir kali. Sehingga selama ini tidak pernah ada banjir, ada banjir tetapi lewat kali. Sekarang lucunya proyek besar ini datang dengan konsultan punya pintar atau bagaimana, mereka gali bongkar ini penembokan gali turun 2 hingga 3 meter ke dalam kali. Katanya supaya air bisa mengalir sampai ke kali. Ini juga kita sudah bilang tapi tidak, akibatnya beberapa hari lalu hujan banjir meluap masuk kampung. Saya punya gambar saya punya video lengkap,”
Hanya Lihat Anggota DPRD Propinsi Dari Youtube!
Menanggapi kunjungan Anggota DPRD Propinsi NTT, Roky Winaryo memantau pembanguan ruas jalan dimaksud Kristian mengaku hanya melihat melalui Youtube. “Kami tidak tahu, tiba-tiba sudah datang dan pulang. Tapi menurut kami mungkin jalan-jalan datang lihat ko pulang,” terangnya.
Jujur diakui bahwa pihaknya melihat kunjungan Winaryo memantau pembangunan jalan propinsi itu hanya melalui youtube. “Kita juga barusan tau di Youtube kalau beliau ada datang. Padahal datang ba dekat rumah ne. Tetapi di dalam youtube itu dia punya tanggapan terhadap kegiatan proyek inikan bagus. Tapi sebenarnya tidak bagus seperti yang disampaikan lah,” katanya.
Ketika diminta media ini menjelaskan apa yang tidak bagus dari yang disampaikan anggota DPRD Propinsi dari PERINDO itu melalui youtube, Krstian menegaskan, ya… tidak sesuai dengan apa yang kami lihat sekarang kami jalani to… namanya orang besar jadi mungkin hanya lihat begitu terus ambil kesimpulan dan muat di youtube, tetapi bagi kami tidak seperti itu lah.
Pihak PT Karya Baru Calisa selaku kontraktor pelaksana belum berhasil dikonfirmasi.*(Tim)