Gelar Bimtek Di Alor, Anggota DPR RI Julie Laiskodat Pesan Waspada Virus PMK Serang Ternak

Kegiatan Bimtek Manajemen Peternakan Sapi dan Penanggulangan Virus PMK berlangsung di Aula Hotel Pelangi Indah Kalabahi. FOTO: JONI KANAIRMAIH

Kalabahi, wartaalor.com – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Julie Sutrisno Laiskodat menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang Manajemen Peternakan Sapi dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bagi kelompok ternak di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa, (18/10/22).

Kegiatan itu berlangsung di Aula Hotel Pelangi Indah Kalabahi, atas kerjasama Balai Besar Veteriner Denpasar, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Kementerian Pertanian RI.

Bacaan Lainnya

Dalam sambutannya, Julie Laiskodat berpesan kepada peserta Bimtek, yang merupakan kelompok ternak dari 4 desa di kecamatan Alor Timur dan Alor Timur Laut agar selalu waspada terhadap penyebaran virus PMK. Julie Laiskodat mengatakan, virus ini menyerang sangat cepat terhadap semua jenis ternak berkuku belah, seperti sapi, kambing, babi, kerbau, domba dan lainnya.

“Hari ini kita bicara tentang ternak khususnya sapi. Dan kita tahu persis bahwa beberapa waktu lalu ada virus Africa Swine Fever (ASF) yang menyerang babi. Virus ini kalau untuk manusia sama seperti Covid-19 yang tidak ada obatnya, tetapi hanya bisa dicegah,” ujar Julie Laiskodat dalam sambutannya ketika membuka Bimtek tersebut melalui virtual.

Istri Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat itu mengatakan tahun ini sudah ada virus ternak lain selain ASF, yaitu virus PMK. Virus ini sangat mematikan bagi semua jenis ternak berkuku belah.

“Puji Tuhan kita bersyukur karena di NTT dampaknya tidak terlalu. Tetapi di provinsi lain banyak ternak mati karena terserang virus PMK. Saya berharap peserta bimtek ini tolong belajar dengan baik tentang bagaimana cara pencegahannya. Agar supaya nanti pulang ilmu yang didapatkan ini diterapkan. Supaya ternak peliharaan tidak boleh kena virus,” imbuh Julie Laiskodat.

Menurutnya, saat ini usaha ternak memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk menunjang kehidupan rumah tangga. Namun demikian, jika ternak peliharaan itu tidak dirawat dengan baik bisa mati karena terserang virus dan mengakibatkan kerugian yang besar.

“Sapi sekarang harganya lumayan. Nah kalau sudah jual, uangnya jangan dipakai semua untuk keperluan lain. Jangan pakai untuk minum mabuk juga. Tetapi sebagian dijadikan modal untuk beli bibit lalu pelihara lagi,” ujar politisi Partai NasDem itu.

Kepala Balai Besar Denpasar Drh. I Ketut Wirata, M.Si dalam sambutannya via zoom juga menyampaikan Bimtek ini diberikan kepada para penerima bantuan yang dananya bersumber dari APBN, yang bekerjasama dengan Anggota Komisi IV DPR RI dalam hal ini Ibu Julie Sutrisno Laiskodat Dapil Alor. Dia berharap peserta Bimtek dapat merawat bantuan tersebut dengan baik sehingga bantuan ini dapat dipertanggung jawabkan baik secara administrasi serta kemanfaatannya dapat berlangsung terus menerus. I Ketut Wirata menyambut baik dan membantu sepenuhnya kegiatan Bimtek ini terlaksana dari awal hingga akhir dengan lancar dan sukses.

Kegiatan Bimtek Anggota DPR RI Julie Laiskodat diwakili Tenaga Ahli Pusat. 2 pemateri dari Dinas Peternakan Kabupaten Alor yakni, Maria Lusia Kahan menjelaskan tentang Manajemen Peternakan Sapi. Sementara drh. Astriyani Dopongtonung menyampaikan materi tentang Penanggulangan Penyakit pada Sapi.

Maria Kahan menjelaskan, usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat mendatangkan pendapatan bagi masyarakat (petani/peternak). Hal ini dikarenakan usaha tersebut dapat berkembang dengan baik.

Disisi lain, lanjut Maria, kebutuhan akan protein juga terus meningkat. Sedangkan persediaan daging protein belum mencukupi kebutuhan masyarakat.

Maria juga menjelaskan terkait usia bibit sapi untuk dipelihara harus berumur 1 tahun. Menurutnya, sapi umur 1 tahun dianggap sudah bisa mencari makan sendiri.

“Karena itu dalam pemilihan bibit sapi yang baik harus memperhatikan kondisi tubuh yang seimbang, mata yang bercahaya, refleks yang baik dan tidak mengidap penyakit. Selain itu bulunya harus mengkilap. Untuk jantan memiliki kelamin yang baik. Dan untuk betina mempunyai ambing yang bagus,” jelas Maria

Sementara pemateri drh. Astriyani Dopongtonung menjelaskan, usaha peternakan juga tidak lepas dari penanganan kesehatan. Dimana peternak perlu memperhatikan kondisi ternak secara berkala, sehingga setiap perubahan pada ternak dapat diketahui secara dini.

“Jadi perubahan hewan yang perlu diketahui itu seperti tidak mau makan, kurus dan lemah serta perut kembung dan susah bernapas,” jelas dokter hewan Astriyani.

Dia melanjutkan, virus PMK dikenal juga sebagai Food and Mouth Disease (FMD). Virus ini bertahan hidup di tulang, daging, kulit, susu dan semen (sperma hewan). Virus ini menyerang dengan masa inkubasi selama 1 – 14 hari.

“Gejala klinis yaitu, demam tinggi hingga 41°C. Hipersalivasi, air liur menggantung dan berbusa, luka disekitar mulut atau gusi, luka pada kuku hingga kuku terlepas, napsu makan berkurang dan penurunan berat badan,” jelasnya.

Menurut dokter Astriyani, virus PMK ini menular dengan cara kontak langsung antara hewan tertular dengan hewan rentan. Selain itu kontak tidak langsung, seperti kontak dengan manusia, alat peternakan dan juga alat transportasi yang terkontaminasi virus PMK.

“Bisa juga penyebaran melalui udara. Yaitu melalui saluran pernapasan ternak yang tertular virus PMK. Penyebaran virus oleh angin ini bisa terjadi sampai radiasi 10 km,” jelas dokter Astriyani.

Dia melanjutkan, langkah pencegahan yang mulai dilakukan saat ini yaitu pengawasan ke badan karantina, pintu masuk pelabuhan maupun bandar udara. Selain itu, Satgas PMK juga sudah menghimbau bahaya virus PMK melalui radio dan para camat dan kepala desa.

“Pemerintah sudah membentuk Gugus Tugas Virus PMK. Tujuannya untuk meningkatkan komunikasi informasi dan edukasi (kie) tentang penyakit PMK dan cara penanggulangan kepada masyarakat,” ujarnya.

Dia menambahkan, sudah ada surat edaran pemerintah pusat tentang waspada penyebaran virus PMK. Surat edaran tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah provinsi dan kabupaten yang pada intinya melarang pengiriman daging maupun ternak dari daerah tertular virus PMK masuk ke daerah bebas.

Untuk diketahui, hadir dalam kegiatan Bimtek itu drh. Ida Nurlatifah, I Nyoman Widiana, Ni Nengah Mudiasih dari Balai Besar Veteriner Denpasar yang merupakan perpanjangan tangan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Hadir pula Tenaga Ahli Pusat Anggota DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat yakni Minarni M.Si.

Peserta Bimtek yang hadir merupakan kelompok ternak binaan yang sudah mendapat bantuan bibit ternak sapi dari Anggota DPR RI Julie Laiskodat beberapa waktu lalu. Kegiatan ini berlangsung sukses dibawah kendali Ketua Panitia Melinda Yeanny Rosanty Maro.

Kegiatan dihadiri juga Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Alor, Dr. Imanuel Ekadianus Blegur, M.Si, Wakil Ketua I DPRD Alor, Drs. Yulius Mantaon, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Alor, Ir. Cinta Y.G. Millu, Wakil Ketua Bidang OK Partai NasDem, Joni Tulimau, SE, M.Si serta undangan lainnya. ***(joka)

Pos terkait