Kalabahi, wartaalor.com – Reformasi total, mungkin kalimat yang pantas disematkan ke Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bukan tanpa alasan, organisasi ini selain tidak punya program yang jelas terkait pembinaan dan pengembangan dunia sepakbola di Nusa Kenari, terbaru, Askab tak ikutsertakan tim sepakbola Persap Alor pada ajang El Tari Memorial Cup (ETMC) di Kabupaten Lembata pada bulan September ini.
Keputusan Askab ini membuat geram para pecinta Persap Alor dan masyarakat gila bola (Masgibol). Mereka menilai, Askab tidak becus dan terlihat ogah-ogahan dalam mengurus sepak bola Alor.
Terkait ETMC sendiri, Sokan Busa Teibang, salah satu pecinta bola yang ingin membawa tim Persap Alor berlaga di Lembata, dan kebetulan sudah mendapat restu dari Ketua Askab, Imran Duru mengatakan, dirinya sudah dipersilahkan untuk menyiapkan segala sesuatu untuk memberangkatkan tim Persap.
“Beberapa hari lalu kami diminta menyediakan proposal dan itu sudah kami siapkan, termasuk anggaran dan sebagainya. Itu semua kami sudah laporkan secara resmi ke pengurus Askab,” kata Sokan Teibang di Kalabahi, (6/9/22).
Menurutnya, sepanjang ini, komunikasi yang ia bangun tidak menemui kendala bahwa Persap Alor tidak bisa berangkat ke Lembata.
“Yang jadi kendala ini kan dana. Sehingga saya bilang ke pengurus bahwa saya dan kawan-kawan (dkk) lain secara pribadi sudah menyiapkan dana sebesar Rp 45 juta untuk membantu pemda berangkatkan Persap Alor untuk ikut ETMC. Jadi persoalan dana ini menurut saya sudah clear. Kostum, penginapan, itu sudah kami komunikasikan baik dengan IKO di Lembata, termasuk juga transportasi laut hingga transportasi darat yang akan menjemput tim dari Weiriang ke Lewoleba. Jadwalnya hari ini tim sudah berangkat,” bebernya.
Lanjut Sokan, kemarin (5/9), lewat saudara Benno dan Rafiki menginformasikan kalau Persap Alor tidak bisa ikut ETMC karena tim Persap tidak punya pelatih berlisensi C AFC.
“Nah, kalau lisensi pelatih C AFC ini hampir semua kabupaten tidak ada. Saya kemudian berkoordinasi dengan Asprov, mereka bilang kita hanya butuh dipenuhi kelengkapan secara administrasi. Artinya bahwa ada kabupaten lain yang hanya pakai lisensi orang dari luar untuk memenuhi syarat kepelatihan ini supaya tim bisa daftar. Secara fisik, asisten pelatih, orang daerah yang punya lisensi D dan sebagainya itulah yang mendampingi tim untuk bermain. Itu diperbolehkan,” ungkapnya lagi.
Pria asal Abal ini menambahkan, jika alasan lisensi pelatih mengapa ruang tersebut tidak diberikan juga kepada pihaknya untuk mencari jalan keluarnya.
“Kalau hanya sekedar berkomunikasi dengan orang luar Alor yang punya lisensi C AFC saya rasa gampang untuk kami cari. Mereka (Pengurus Askab) diam-diam saja. Tidak kasih kami opsi. Terakhir hari ini kami rencana berangkat, kemarin mereka bilang tidak bisa karena Persap tidak punya pelatih berlisensi C AFC,” ujar Teibang penuh kesal.
Parahnya lagi, kata Sokan, sebelum dikonfirmasi ke pihaknya, pihak Askab (Sekretaris Askab) Abidin Durupadang sudah laporkan ke Asprov bahwa Persap Alor batal ikut ETMC.
“Sangat disayangkan sikap semacam ini. Kita punya keinginan bawa Persap bermain tapi Askab punya keinginan lain. Kasian kan, nama daerah kita korbankan, potensi anak-anak tidak kita kembangkan dengan baik,” ucapnya.
Untuk itu ia menegaskan, tidak dikutsertakannya tim Persap diajang ETMC ini bukan karena dana tetapi alasan dari pengurus Askab karena lisensi pelatih.
Menurut Sokan Teibang, ketidak ikut serta Persap ke ETMC Lembata telah menimbulkan kerugian secara materi. Seperti uang DP buat transportasi yang sudah terlanjur bayar. Pengadaan kostum hingga akomodasi. Namun baginya itu sudah menjadi sebuah resiko.
Sementara Benno Caribera, salah satu pengurus yang dipersiapkan mendampingi tim Persap di Lembata mengungkapkan kekesalannya terhadap pengurus Askab Alor.
“Kami seperti dipermainkan pengurus Askab. Kalau dari awal kami tidak direstui untuk membawa tim dengan anggaran kami sendiri, mengapa rapat perdana diruang kerjanya wakil bupati itu dibatalkan sudah. Ini kami masih dijanjikan untuk pertemuan kedua, lalu disuru membuat proposal dengan rincian anggaran selama mengikuti turnamen serta segala persyaratan sesuai regulasi dalam mengikuti ETMC sudah kami penuhi. Namun hasilnya tidak sesuai dengan yang kami harapkan,” ungkap Benno.
Dikatakannya, pembatalan ini juga tidak melalui keputusan rapat. Padahal awalnya, segala persiapan pihaknya selalu di undang untuk rapat.
“Keputusan bahwa tim ini tidak berangkat itu juga lewat undangan sekretaris ke rumah pribadi. Jadi ini pernyataan secara pribadi atau pernyataan secara organisasi,” tegasnya.
Atas ketidakbecusan ini, Benno menyampaikan jika para pemain dan orang tuanya merasa kecewa sebab keinginan membawa nama Alor di ajang ETMC tidak terpenuhi.
“Dengan dan tanpa anggaran pun mereka sudah siap membela Alor. Saya juga minta agar Askab Alor ini segera dibekukan karena tidak punya program-program yang jelas untuk membangun sepak bola Alor,” tutup Benno Caribera.*** (pepenk/joka)