KALABAHI, WARTAALOR.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke VIII dalam rangka pemilihan pengurus baru. Kegiatan itu berlangsung di Aula Hotel Kenari, Kelurahan Nusa Kenari Kecamatan Teluk Mutiara, Sabtu, 12/3/2022 pagi.
Bupati Alor, Drs. Amon Djobo yang membuka kegiatan tersebut dalam sambutannya berharap agar dalam pemilihan nanti, para pemilik hak suara dapat memilih figur yang humanis dan mampu berdiri disemua kalangan.
“Artinya bahwa orang tersebut tidak hanya berpihak pada satu umat saja karena menurut saya, di daerah ini tidak ada mayoritas minoritas, kita semua adalah orang bersaudara dan di mata Tuhan semua manusia sama,” tegasnya.
Bupati dua periode ini juga menyampaikan, dibawah kepengurusan yang lama, MUI bersama Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) mempunyai peran yang begitu besar dalam merawat kerukunan di bumi Nusa Kenari.
“Ketika ada persoalan sulit, MUI selalu berada dibelakang pemerintah dalam mengurai dan mengatasinya. Untuk itu siapapun yang terpilih nanti, selaku pemerintah daerah kami berharap agar dia tidak boleh memperkecil suatu agama tapi harus mampu berdiri ditengah-tengah keberagaman, apalagi di kepengurusan baru nanti akan dihadapkan dengan pesta politik tahun 2024 mendatang,” harap Djobo.
Sementara Ketua DPRD, Enny Anggrek dalam penyampaiannya berharap, siapapun yang terpilih dalam Musda ini semoga dapat memberikan yang terbaik buat umat, seluruh masyarakat dan daerah ini.
“Banyak nikmat Allah yang diberikan kepada manusia dan itu tidak bisa dihitung jumlahnya. Salahsatunya adalah nikmat toleransi yang melahirkan persatuan, kebersamaan, saling tolong menolong untuk mewujudkan Alor Sehat, Alor Pintar dan Alor Kenyang,” imbuhnya singkat.
Ketua MUI Provinsi NTT, H. Muhammad S Wongso dalam sambutannya menekankan pentingnya merawat kerukunan umat beragama di NTT khususnya di Alor. Apalagi, kata Wongso, simbol kerukunan umat beragama ada di Alor.
“Tugas kita semua adalah menjaga dan merawat kerukunan tersebut sampai kapanpun. Apalagi di Alor ada simbol kerukunan yang tercermin dari berdiri Masjid Ishak dan Gereja Ismail. Mari kita semua terus memegang teguh semangat kebhinekaan, persaudaraan, dan kerukunan antar umat beragama,” tandas Wongso.
Ia juga berharap, melalui Musda ini dapat mengasilkan program kerja yang baik dan bersinergi dengan program-program pemerintah daerah Kabupaten Alor.
Sementara Ketua MUI Alor, H. Abdul Kadir Kawali mengatakan, Musda kali ini mempunyai arti sebagai wadah musyawarah tertinggi organisasi tingkat daerah dalam merumuskan berbagai hal strategis yang baik dan bersifat internal untuk penguatan kelembagaan, maupun eksternal yang terkait dengan sumbangan organisasi terhadap umat, bangsa dan daerah.
“Disituasi pandemi covid-19 yang belum berakhir, banyak masalah keumatan baik ekonomi, sosial, politik, hukum, akhlak dan moral bangsa yang membutuhkan perhatian serius dari ulama dalam menyelesaikannya,” ungkapnya.
Menurut Kawali, Musda ke VIII yang bertemakan Islam Yang Berkeadilan dan Bermartabat Menuju Alor Kenyang, Alor Sehat, Alor Pintar dengan sub tema pokok pembahasan meliputi reaktualisasi peran MUI dalam memperkuat identitas keislaman di Kabupaten Alor, implementasi pengembangan ekonomi keumatan, sinergitas peran MUI sebagai mitra pemerintah untuk mensukseskan program pemda.
“Harapan kita semua di Musda kali ini melahirkan pemimpin baru yang dapat meningkatkan fungsi, peran MUI baik ditingkat kabupaten dan kecamatan, sehingga lebih berakar kebawah dan berpuncak keatas yang dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat dalam mengisi pembangunan, serta melestarikan kerukunan umat beragama di daerah kita ini,” pungkas H. Abdul Kadir Kawali. ***(joka)