Beras Mahal, Politisi Perempuan: Dinas Terkait Wajib punya Langkah Antisipasi, jangan Bengong

Shanti Maro ketika berbelanja di Pasar Lipa Kalabahi sambil memantau situasi harga kebutuhan bahan pokok

Kalabahi, wartaalor.com – Beras di Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur saat ini tidak saja mengalami kenaikan harga yang signifikan, tetapi juga langka. Kondisi ini diperparah lagi dengan masyarakat kota Kalabahi yang hendak membeli beras di pasar-pasar tradisional tetapi hampir tidak ada.

Dampak ikutan yang terjadi adalah sejumlah kebutuhan pokok lainnya juga naik harga. Seperti bawang merah, bawang putih, tomat, cabe dan lainnya.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, Komisi 2 DPRD Kabupaten Alor telah melakukan Sidak mulai dari kantor PT. Pelindo Kalabahi, Jasa Ekspedisi dan juga di kantor PT. Perum Bulog Kalabahi, dengan tujuan untuk mengetahui penyebab kelangkaan dan kenaikan harga beras dimaksud.

Terkait dengan gejolak ini, sudah menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk salah seorang politisi perempuan Alor, Merlinda Yeanny Rosanty Maro yang ikut angkat bicara.

Shanti Maro, sapaan akrab Merlinda Yeanny Rosanty berkata, efek dari Sidak Komisi 2 DPRD Alor menemukan benar beras di toko dan pasar-pasar di kota Kalabahi lagi mahal dan kosong. Selain itu, ujar Shanti, harga tomat, cabe, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, telur ayam, kacang hijau pun kian hari kian menjulang.

“Beras di pasar-pasar mahal sekali dan hampir tidak ada. Pagi tadi saya keliling di kota Kalabahi hampir semua kios-kios kosong,” ujar Shanti kepada Wartawan di Kalabahi, Sabtu, 4 Maret 2023.

Shanti menguraikan, kita sebagai daerah atau pulau terluar, masih menjadi penerima pasokan bahan makanan pokok dari daerah lain. Sehingga ketika daerah penghasil tersebut mengalami kendala untuk distribusi maka yang terjadi seperti ini.

“Kabupaten ini hanya bisa dijangkau lewat laut dan udara, jika cuaca seperti kemarin, kapal tidak masuk dan lain-lain maka beginilah keadaannya,” pungkas Wakil Sekretaris Bidang Umum dan Administrasi DPD Partai NasDem Kabupaten Alor itu.

Dia berpendapat, seharusnya ada plan dari dinas terkait di bulan-bulan seperti ini, apalagi sebentar lagi kita sudah masuk bulan Ramadhan. Selain itu, dia juga berpendapat bahwa Alor punya banyak lahan yang kaya dan subur tetapi kenapa beras, cabe, bawang merah, bawang putih, kacang hijau hingga ayam beku dan telur ayam saja masih didatangkan dari daerah luar.

“DPR bersama dinas terkait wajib punya agenda atau langkah antisipasi, jangan bengong. Hajat hidup orang banyak diabaikan dan terabaikan. Apakah kita di Alor tidak punya cukup lahan yang bisa dijadikan tempat pertanian?,” tanya Shanti Maro.

Pemilik rumah makan Dapoer Kelor ini menambahkan, setelah memantau ke pasar-pasar Ia temukan banyak makanan pokok yang naik harga. Seperti beras yang biasanya hanya Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu kini naik menjadi Rp 16 sampai 17 ribu.

Begitu pula tomat dari Rp 18 ribu per kilogram naik menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Bawang merah dan bawang putih yang sebelumnya hanya Rp 38 ribu dan Rp 28 ribu per kilogram sekarang naik menjadi Rp 48 dan Rp 35 ribu per kilogram dan seterusnya.

Shanti mengatakan, kondisi seperti ini jangan kita salahkan siapa-siapa, tetapi sudah menjadi tugas pemerintah dan DPRD bahkan kita semua untuk membangun koordinasi dengan pihak Bulog agar melakukan operasi pasar.

Shanti Maro juga mengajak kaum perempuan perempuan lain untuk tidak tinggal diam dengan keadaan seperti ini. Tetapi harus peka, karena urusan makan minum adalah urusan dapur yang ranahnya ada pada seorang perempuan.

“Perempuan harus mau terlibat dan melibatkan diri, bersuara saat seperti ini jangan diam, ayooo kita kumpul dan sampaikan keluhan kita,” ajak Shanti Maro. ***(joka)

Pos terkait