Kadis Dikbud NTT Dorong Sekolah Kejuruan di Alor Buka Jurusan Tenun Ikat

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Linus Lusi, S.Pd, M.Pd bersama Plt Kepala Kementerian Agama NTT saat tiba di SMK Negeri I Kalabahi

KALABAHI, WARTAALOR.com – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Nusa Tenggara Timur (NTT), Linus Lusi, S.Pd, M.Pd melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Alor, 6-7 Juni 2021. Kunjungan tersebut, Kadis Dikbud Linus Lusi bersama Plt. Kepala Kementerian Agama NTT melihat perkembangan sejumlah SMK dan SMA di Kota Kalabahi.

Kadis Linus Lusi mengatakan, setelah mengunjungi sekolah-sekolah dibawah naungan Dikbud NTT itu, dirinya temukan adanya pusat-pusat harapan yang terus tumbuh kembang. Menurutnya, hal ini menandakan bahwa pengembangan sekolah mutlak dalam mewujudkan sumber daya manusia yang merupakan bagian keempat dari program Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yakni pengembangan sumber daya manusia.

Bacaan Lainnya

Dia katakan, 15 sekolah kejuruan dalam bingkai Dinas Dikbud NTT akan ditetapkan sebagai sekolah unggulan yang tersebar di Timor, Alor, Rote, Lembata dan Adonara. “Jadi kunjungi ini, setelah kami memantau perkembangan SMK 3 kami juga datangi SMA 1, SMA Santu Yoseph dan juga SMK 1. Hasilnya nanti 15 sekolah kejuruan akan kami tetapkan sebagai sekolah unggulan,” ungkap Kadis Dikbud Linus Lusi saat bawa sambutan dalam kunjungan ke SMK Negeri I Kalabahi, Senin, 7 Juni 2021.

Kadis Lusi berharap sekolah kejuruan di Alor bahkan seluruh NTT harus mampu menciptakan terobosan lewat bidang jurusan yang ada. “Saya mengharapkan agar sekolah kejuruan harus benar-benar memanfaatkan segala jenis akses yang ada di sekolah. Ketika kami mengunjungi SMK 3, disana siswa-siswi membuat batako. Mudah-mudahan program ini terus dioptimalisasi sehingga dapat menunjang pertumbuhan pengembangan sekolah,” tandas dia.

Pada kesempatan itu, Kadis Lusi juga mendorong agar sekolah kejuruan dapat membuka jurusan tenun ikat atau sejenisnya. Menurutnya, hal ini penting karena untuk mendukung pengembangan pariwisata Alor yang begitu dikenal dengan keindahan alam bawah laut.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Linus Lusi memantau sejumlah ruang laboratorium SMK Negeri I Kalabahi

Selain tenun ikat, lanjut dia, kursus bahasa Alor juga dilakukan sebagai bagian dari pengembangan pariwisata di Alor. “Maka itu selaku Kadis Dikbud NTT saya menegaskan masing-masing sekolah kejuruan maupun sekolah menengah atas, agar memproduksi tenun ikat untuk meningkatkan program Alor Seribu Moko yang dicanangkan oleh mantan Bupati Alor Ir. Ansgerius Takalapeta,” tandas Lusi.

Menurutnya, Alor sudah memiliki Museum Seribu Moko tetapi penunjang lainnya seperti tenun ikat harus kita tumbuhkan dari sekolah. Karena itu, Ia harapkan kepada para kepala sekolah yang ada agar mengembangkan tenun ikat di sekolahnya masing-masing.

Dia berpesan agar kepala sekolah juga perlu mengetahui setiap komponen yang bersinergi dalam pengembangan dunia pendidikan di NTT. “Jadi guru penggerak harus mampu menggerakkan program visi dan misi yang ada di sekolah. Sehingga program apapun yang diturunkan dari kementrian kita mau mengambil bagian dengan tidak bertentangan beban psikologi,” ujar dia.

Linus Lusi kembali menegaskan bahwa Alor dikenal dengan berbagai keindahan pariwisata. Karena itu untuk mendukungnya, beberapa sekolah kejuruan sudah memiliki kursus perhotelan. Dimana melalui kursus itu akan melatih serta mendidik siswa tentang cara mengelola perhotelan secara profesional. “Saya kira sekolah kejuruan harus benar-benar fokus tingkatkan program atau jurusan sesuai dengan potensi yang di daerah. Tidak usah urus A habis itu B C dan seterusnya. Jadinya tidak fokus,” ungkapnya.

Menurutnya, sekolah-sekolah di NTT sangat dimanja oleh pemerintah terlebih sekolah-sekolah negeri. Seperti dukungan sarana gedung lengkap serta berbagai bantuan lainnya dari pemerintah. Ia harap dukungan seperti ini diimbangi dengan berbagai terobosan sekolah kejuruan dalam rangka mendukung visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.

“Seperti di SMK, di sektor pertanian berapa lahan yang dikelola berkolaborasi dengan masyarakat setempat. Begitu juga di bidang peternakan. Sapi berapa, babi berapa dan seterusnya. Ini penting agar supaya ada pusat ekonomi yang tumbuh berkembang di sekolah. Dengan demikian sesuai dengan target Gubernur dan Wakil Gubernur NTT angka kemiskinan di NTT bisa turun,” tandas Kadis Lusi.

Dia berharap agar lembaga pendidikan khususnya sekolah kejuruan harus memberikan jaminan dalam menekankan angka kemiskinan di daerah. Selain itu juga dapat mengurangi pengangguran terbuka. *(Joka)

Pos terkait