Kalabahi, wartaalor.com – Toleransi beragama di Kabupaten Alor sudah sangat mengakar dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam setiap momen keagamaan apa saja, dan dari kelompok agama apapun, sebagai orang bersaudara masyarakat Alor selalu saling menopang.
Peristiwa yang mungkin jarang terlihat di daerah lain ini kembali terjadi dalam momen pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Ke-XXX Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur yang segera digelar di Kabupaten Alor. Dimana umat Kristen di Desa Adang Bu’Om dipimpin Ketua Majelis Jemaat Adang Bu’Om, Pendeta Adventus Gomang melakukan Tahula ke keluarga Muslim Masjid Al Furqan, Kamis, (20/6/24) sore.
Tahula dalam istilah masyarakat Alor dimana para keluarga dan kerabat dari berbagai suku, agama dan kampung hadir untuk memberi dukungan moril maupun materi. Tahula inipun berlangsung semarak dan penuh nuansa kekeluargaan yang kental. Sehingga umat Kristen yang datang membawa sumbangan seadanya, sebagai wujud dukungan kepada keluarga Muslim Masjid Al Furqam untuk sama-sama akan menerima kontingen Kafilah Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Tengah nanti.
Tamir Masjid Al Furqam Adang Bu’Om, Anwar Ali menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang tak terhingga atas dukungan dari umat Kristen ini.
“Saya kira kita tidak perlu ragu dalam menerima kontingen nanti karena kita dapat dukungan penuh dari keluarga Kristen dan Alhamdulillah basodara dari Kristen mereka datang begitu banyak hari,” ujar Anwar Ali.
Anwar Ali berharap, toleransi beragama di Desa Adang Bu’Om seperti ini terus terjalin hingga anak cucu, dan mudah-mudahan menjadi contoh bagi desa lain.
“Dan saya kira nanti dalam kegiatan berlangsung bapak Pj Bupati akan mengunjungi kita nanti, dan melihat bagaimana persaudaraan yang dibangun oleh keluarga besar dari Adang Bu’Om ini,” ungkap Ali.
Dia mengatakan, hubungan persaudaraan umat beragama yang dibangun di Desa Adang Bu’Om sudah sangat kuat dan tidak ada yang dapat memisahkan.
“Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena kita berkumpul saat ini atas campur tangan Tuhan. Kita akan terus sama-sama sampai pelaksanaan MTQ ini selesai,” imbuh Ali sembari menyampaikan terima kasih kepada Bapak Asuh Kafilah Sumba Barat dan Sumba Tengah, Juremi Pure yang terus membangun komunikasi intens bersama panitia MTQ dan Pj Bupati Alor Zeth Soni Libing sehingga Desa Adang Bu’Om turut mengambil bagian dalam menerima Kafilah.
Pendeta Adventus Gomang selaku Ketua Majelis Jemaat Adang Bu’Om juga menyampaikan apresiasi atas toleransi beragama yang terbangun selama ini. Menurutnya, hubungan persaudaraan ini sudah terjalin baik dalam setiap urusan selama.
“Saya tidak tahu persis kapan persaudaraan itu mulai terbentuk di Alor ini. Kapan ada kakak dan kapan ada Adik. Kapan ada Nife, kapan ada Nimang. Bahasa-bahasa itu ada sebelum agama diperkenalkan ada di Alor. Itu artinya rasa persaudaraan sudah sangat kuat. Itulah sifat manusia,” ujar Pendeta Adventus.
Ia melanjutkan, betapa mendalamnya nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang telah ada dalam masyarakat kita ini.
“Saya berharap semangat persaudaraan ini dapat terus kita jaga dan lestarikan. Sehingga kita bisa menghadapi tantangan zaman dengan kebersamaan dan kekuatan kolektif. Mari kita teruskan warisan leluhur ini dengan penuh rasa bangga dan tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.
Menurut Pendeta Adventus, hubungan persaudaraan bukanlah sesuatu yang baru melainkan sudah menjadi warisan turun-temurun, kemudian menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita.
“Sehingga sebelum adanya pengaruh luar, kita telah memiliki sistem sosial yang kuat dan saling menghormati satu dengan yang lainnya,” ungkap Adventus.
Ketua Paguyuban Sumba di Alor, Sophia Dida Loro menyatakan rasa syukur dan terima kasih karena dengan kebersamaan ini kita akan mensukseskan satu iven keagamaan ini, yaitu MTQ Ke-XXX Tingkat Provinsi.
“Kami bersyukur dan bangga. Kami merasa bahwa tangan kami pendek. Tapi sore hari ini kami tahu bahwa tangan kami tidak lagi menjadi pendek. Ada bapak mama di Desa Adang Bu’Om yang terhimpun dalam satu rumah besar dan itu menjadi satu kebanggaan bagi kami. Kita hidup bersaudara dan menerima para Kafilah yang akan hadir nanti,” ujarnya.
Sophia Dida Loro yang juga Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Alor ini menambahkan, kerukunan umat beragama di Alor menjadi contoh nyata bagaimana perbedaan dapat disatukan dalam suasana kedamaian. Ia mengajak marilah kita terus memupuk semangat kebersamaan ini, saling membantu dan mendukung dalam setiap langkah kita.
Kepala Desa Adang Bu’Om, Jamilla Kou menyampaikan terima kasih atas partisipasi dan dukungan yang luar biasa dari umat Kristen jemaat Adang Bu’Om.
“Saya melihat kehadiran kita hari ini saya bangga dan bersedih. Kenapa saya sedih karena kita saling mendengar, kita punya rasa bersama rasa keluarga yang cukup tinggi dan tidak sampai di hari ini tetapi seterusnya sampai dunia ini tidak ada,” ujar Kades Adang Bu’Om Jamilla Kou.
Menurut Jamilla, hubungan persaudaraan yang kuat di desanya bukan baru terjadi tetapi sudah lama, sejak ia masih kecil.
“Dari saya kecil sampai dengan saya besar ini selalu terjadi di Desa Adang Bu’Om,” akui Kades Jamilla.
Menurutnya, ketika mendengar bahwa Desa Adang Bu’Om akan menerima dua kontingen kafilah, sebagai pimpinan wilayah dirinya siap.
“Sehingga begitu saya dengar dari bapak Juremi saya bilang kami siap. Dengan segala kekurangan kami, apa adanya kami, kami siap. Ini merupakan sebuah amal yang besar yang Tuhan percayakan kepada kita, entah dalilnya seperti apa tetapi yang jelas berbuat baik adalah amal yang baik,” pungkas Jamilla.
Sebagai pimpinan wilayah, Kades Jamilla Kou menegaskan memberikan jaminan keamanan bagi tamu kafilah selama berada di desanya.
“Kami akan ada saat mulai kegiatan sampai selesai. Mohon maaf inilah kami dengan segala kekurangan yang ada. Kami akan memberikan jaminan seratus persen bahwa keluarga yang datang dari Sumba Barat dan Sumba Tengah, mereka ada di Desa Adang Bu’Om dalam keadaan baik-baik saja sampai kegiatan selesai,” ungkap Kades Jamilla. ***(joka)