Anggota DPR RI Julie Laiskodat Bantu 24 Ribu Benih Lele untuk Kelompok Molmate Lendola, Alor

Bantuan 24 ribu benih ikan lele dari Julie Sutrisno Laiskodat tiba di Desa Lendola dan diserahkan kepada Ketua Kelompok Molmate, John L Maro

Kalabahi, wartaalor.com – Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem, Julie Sutrisno Laiskodat bantu 24 ribu benih ikan lele kepada Kelompok Molmate, kelompok usaha budidaya ikan lele dengan teknologi Bioflok di Desa Lendola Kecamatan Teluk Mutiara Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Benih lele dikirim dari Surabaya dan tiba di Kalabahi, Rabu, (28/12/22) pagi.

Mewakili Bunda Julie (Julie Sutrisno Laiskodat), Wakil Sekretaris Bidang Umum dan Administrasi DPD Partai NasDem Alor, Merlinda Yeanny Rosanty Maro menyerahkan benih lele kepada Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan, Jakob Lapenangga. Kemudian Jakob Lapenangga melanjutkan kepada Ketua Kelompok Molmate, John L. Maro untuk dilakukan proses pemeliharaan.

Bacaan Lainnya

Shanti Maro, sapaan akrab Merlinda Yeanny Rosanty mengatakan, program istri Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat itu terlaksana atas kerjasama Kementerian Kelautan dan Perikanan RI melalui sumber dana aspirasi.

Shanti Maro menjelaskan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia salah satu program adalah terus mendorong pemanfaatan teknologi Bioflok ini untuk dapat diaplikasikan lebih luas. Sehingga dapat meningkatkan produksi serta pendapatan pembudidaya.

Shanti Maro menyebut, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Air Tawar melalui Aspirasi Bunda Julie, Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi NasDem memberikan bantuan Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan Air Tawar dalam hal ini Lele sistem Bioflok tahun 2022. Bantuan ini diberikan kepada kelompok Molmate di Desa Lendola yang beranggotakan 7 orang dengan Ketua Kelompok John L. Maro.

“Ini adalah salah satu solusi budidaya dengan pemanfaatan lahan terbatas, teknologi budidaya ikan sistem Bioflok. Banyak menarik minat masyarakat untuk dapat diaplikasikan terutama untuk komoditas ikan air tawar seperti ikan lele/nila,” ujar Shanti.

Shanti melanjutkan, keunggulan lain teknologi Bioflok jika dibandingkan dengan sistem budidaya konvensional yakni lebih ramah lingkungan, karena hemat dalam hal penggunaan air.

“Air bekas budidaya juga tidak berbau, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar dan dapat disinergikan dengan budidaya tanaman. Misalnya sayuran dan buah-buahan. Selain itu peningkatan pendapatan hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan sistem konvensional,” jelas Shanti.

Shanti menerangkan bahwa hal tersebut tidak lain. Karena keunggulan yang ditawarkan oleh sistem bioflok ini yang mampu menampung padat tebar yang tinggi, efisien dalam penggunaan pakan dan air, serta dapat memaksimalkan penggunaan lahan.

“Bantuan ini juga membuka lapangan kerja menjadi peluang bisnis, serta merubah mindset masyarakat disini yang dulunya selalu mengkonsumsi ikan air laut ke mengkonsumsi ikan air tawar,” ungkap Shanti.

Menurut Shanti, perlu diketahui bersama bahwa manfaat ikan lele untuk kesehatan tak kalah dengan jenis ikan lainnya. Mulai dari menurunkan berat badan hingga menjaga kesehatan jantung. Selain itu, beragam nutrisi yang terkandung di dalamnya, seperti protein dan omega-3.

“Jadi pada program ini, kelompok mendapat dua keuntungan sekaligus. Yakni menerima bantuan Bioflok serta mendapat ilmu dan informasi tentang pengelolaan Bioflok,” tandas perempuan murah senyum itu.

Dia melanjutkan, bantuan yang diberikan ini sebagai salah satu upaya pemerintah meningkatkan ketahanan pangan. Ikan lele diharapkan akan menjadi sumber protein bagi masyarakat, sehingga bisa ikut serta bersama-sama menurunkan kasus stunting bagi balita, juga gizi buruk bagi Ibu Hamil.

“kita berharap dalam waktu 2,5 bulan, kita sudah bisa menghasilkan ikan lele untuk dikonsumsi. Semoga ke depan program ini bisa bergulir,” tutup Shanti Maro.

Ketua Kelompok Molmate, John L. Maro menyampaikan terima kasih kepada KKP RI dan Bunda Julie atas bantuan benih lele yang Ia terima. Ia menyebut, ke depan kelompok budidaya lele ini terus dikembangkan di Desa Lendola, dengan target setiap rumah tangga wajib memiliki kolam-kolam kecil yang digunakan untuk pemeliharaan ikan lele.

“Dulu kalau apotek hidup di rumah itu mama mama dong punya tanaman-tanaman. Tetapi sekarang kami tambah satu apotek hidup lagi yaitu kolam kecil untuk pelihara ikan lele,” ujar John L. Maro.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, Jakob Lapenangga juga menyampaikan terima kasih kepada KKP RI dan Bunda Julie yang sudah mempercayakannya menerima bantuan benih lele tersebut dan dikelola untuk kesejahteraan masyarakat.

Jakob Lapenangga menyebut, kelompok teknologi Bioflok Molmate merupakan kelompok ketiga penerima bantuan benih lele. Setelah sebelumnya, program yang sama ada juga di Desa Pailelang Kecamatan Alor Barat Daya dan di Mebung Kecamatan Alor Tengah Utara.

“Proses pemeliharaan lele ini sangat cepat. Hanya kisaran dua sampai tiga bulan sudah panen. Sejauh ini kami belum jual keluar daerah, karena di Kalabahi juga banyak permintaan. Seperti di beberapa rumah makan pecel lele dan juga di rumah-rumah tangga,” ujar Jakob Lapenangga.

Dia memastikan akan terus melakukan kontrol terhadap proses pengelolaan lele teknologi Bioflok di ketiga kelompok budidaya itu. Supaya program tersebut dapat berjalan dengan baik dan berhasil sesuai harapan. ***(joka)

Pos terkait