Kemenparekraf dan DPR RI Gelar Gerakan BISA di Takpala Tingkatan Spirit Gotong Royong

TAKPALA, WARTAALOR.com – Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman) merupakan kegiatan strategis yang akan mengangkat spirit gotong royong bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Program ini sudah dicanangkan di Kampung Tradisional Takpala, Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Selasa, (1/3/22).

Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Alor. Sehingga pada saat kegiatan pencanangan Gerakan BISA, turut hadir juga Anggota Komisi X DPR RI Dr. Andreas Hugo Pareira.

Bacaan Lainnya

Dalam sambutan tertulis Deputi Bidang Pengembangan Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf RI yang dibacakan Sub Koordinator Wisata Buatan Direktorat Wisata Minat Khusus Santy Lusiani mengatakan, penyelenggaraan kegiatan ini atas kolaborasi antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan DPR RI dalam rangka menyambut Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di destinasi wisata dengan penerapan protokol kesehatan.

Santy menerangkan bahwa program BISA juga merupakan kegiatan pemberdayaan terhadap pelaku parekraf untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas ekosistem, khususnya dalam lingkup pengembangan Wisata Minat Khusus, Wisata MICE (pertemuan, insentif, conference, dan pameran), serta Event dalam rangka mendukung dan menunjang konsep pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

Dia menguraikan bahwa program ini memiliki makna tersendiri yang perlu diketahui para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif serta masyarakat umum yakni; Gerakan Bersih, bertujuan mewujudkan lingkungan yang bersih untuk mendukung penciptaan produk wisata yang kreatif. Hal tersebut terdiri dari pembersihan objek daya tarik wisata, pembersihan desa wisata, pembersihan amenitas pariwisata (akomodasi, TIC, toilet, ruang / area terbuka dan lainnya) seeta dan pembersihan bawah laut.

Yang berikut adalah Gerakan Indah. Gerakan ini bertujuan mewujudkan destinasi dan produk wisata yang menarik, yang terdiri dari penataan taman wisata/lahan ekowisata, penanaman pohon di daya tarik wisata, penanaman terumbu karang (coral), pengecatan
amenitas pariwisata (TIC, toilet dan lainnya).

Selanjutnya adalah Gerakan Sehat. Gerakan ini bertujuan mewujudkan ekosistem masyarakat yang sehat,
produktif dan kreatif. Terdiri dari pengukuran suhu kepada setiap orang yang masuk ke destinasi, penyemprotan
disinfektan, penyediaan sarana kesehatan (seperti masker, hand sanitizer, portable wastafel, dan thermogun).

“Dan yang berikut adalah Gerakan Aman, yang bertujuan mewujudkan terciptanya rasa nyaman bagi ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif. Terdiri dari peningkatan fasilitas keselamatan di
daya tarik wisata, penyediaan dan
pembaharuan papan informasi safety code, jalur evakuasi, serta peningkatan pengetahuan keselamatan dan keamanan pada pelaku parekraf,” jelas Santy.

Santy melanjutkan, Competitive Advantage Masa Pandemi Covid-19 menjadi kesempatan bagi kita untuk mempercantik diri kembali agar ke depannya dapat menggugah para wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Melalui kegiatan semacam padat karya ini, kata Santy, tentu memberikan semangat bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif serta masyarakat yang terdampak ekonominya akibat COVID-19 dalam menunjang kualitas dan daya saing destinasi pariwisata Indonesia.

Santy menjelaskan, tren berwisata pada tahun 2022 ini jauh berbeda dibandingkan dengan gaya berwisata tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. Tren perjalanan wisatawan saat ini mengalami perubahan yaitu dari wisata massal (mass tourism) ke arah wisata alternatif (alternative tourism) yang personalize, customize, localize, dan smaller in size.

“Perubahan ini mengarah pada jenis kegiatan wisata yang berorientasi pada wisata minat khusus. Dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan, petualangan dan pengalaman, dengan pemilihan destinasi yang ramah lingkungan, aktivitas di luar ruangan, dan pengalaman yang otentik,” ujarnya.

Sementara itu, Wisata Minat Khusus adalah wisata yang motivasi pengalaman perjalanannya direncanakan dan dikembangkan berdasarkan hobi, aktivitas, atau minat tertentu. Motivasi tersebut mendorong keputusan mengenai lokasi, waktu, dan lama perjalanan.

Kemenparekraf/Baparekraf, lanjutnya, kemudian mengklasifikasikan Produk Wisata Minat Khusus menjadi 3 tema besar, yaitu Wisata Alam, Budaya,
dan Buatan. Kebetulan objek daya tarik wisata yang kita jadikan target Gerakan BISA pada siang hari nanti adalah termasuk pada salah satu bentuk Wisata Budaya.

“Mengambil pelajaran dari Bali yang masih sangat berjuang untuk mengangkat kembali sektor pariwisata-nya, maka era pandemi ini merupakan momentum yang baik untuk melakukan perbaikan dan pembenahan destinasi wisata. Tidak diragukan lagi, pasar wisata domestik saat ini patut dijadikan prioritas, orang-orang dari wilayah terdekat, yang datang dalam jumlah kecil, dan mencari ke khas-an yang unik saat ini berpotensi besar untuk membangun semangat bangkit dan menjadi pandemic winner,” ungkapnya.

Kemenparekraf/ Baparekraf berharap, agar strategi: inovasi, adaptasi, dan kolaborasi yang diterapkan dengan semangat 3G yakni; Gerak Cepat (Gercep), Gerak Bersama (Geber), dan menggerakan semua potensi (Gaspol) yang ada, dapat membangkitkan dan memulihkan ekonomi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Anggota Komisi X DPR RI Dr. Andreas Hugo Pareira pada kesempatan itu berharap dalam rangka mendukung program BISA, agar diperhatikan usulan Pemda Alor untuk masuk bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Alor, Enny Anggrek, SH dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Kemenparekraf dan Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira atas perhatian dan dukungan yang luar biasa bagi masyarakat Alor.

Perhatian dan dukungan itu, kata Enny Anggrek, pemerintah pusat dan DPR RI sudah menggelontorkan dana melalui Program Indonesia Pintar (PIP) bagi siswa SD, SMP dan SMA. Serta program Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi mahasiswa Universitas Tribuana (UNTRIB) Kalabahi.

“Sekarang sudah hadir di Alor jajaran Kemenparekraf RI sekaligus menggelar sejumlah program kegiatan. Saya berharap semoga kedepannya hadir juga Kemenpora untuk membantu pemuda Alor di bidang olahraga dalam mendukung dunia sepakbola dan juga cabang olahraga lainnya. Dengan begitu Alor akan melahirkan pemain-pemain sepakbola baru seperti yang sudah mengharumkan nama Alor yakni Yabes Roni Malaifani,” ujar Enny Anggrek.

Enny Anggrek yang juga Ketua DPC PDI-P Kabupaten Alor ini menyatakan bahwa Gerakan BISA hari ini telah dicanangkan di tempat wisata Takpala. Dan untuk mendukung program ini kita harus benar-benar menjaga kebersihan dalam lingkungan. Seperti tidak membuang sampah di sembarang tempat tetapi dikumpulkan. Karena sehat itu adalah salah satu program Pemda Alor.

“Obyek wisata taman laut Alor yang merupakan daerah destinasi terindah di dunia setelah Karibia. Maka ibu santy tolong bantu promosi taman laut Alor baik di dalam negeri maupun luar negeri supaya ke depan Alor juga lebih maju seperti Labuan Bajo,” tandas Enny Anggrek. ***(joka)

Pos terkait