Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pembangunan ekonomi selama satu dekade telah menunjukkan tren positif di tengah ketidakpastian global.
“Dalam 10 tahun terakhir, kita berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem dari 6,1 persen menjadi 0,8 persen pada 2024. Selain itu, stunting juga berhasil ditekan dari 37,2 persen menjadi 21,5 persen di 2023,” kata Jokowi.
Presiden Jokowi memaparkan tingkat pengangguran berhasil ditekan dari 5,7 persen menjadi 4,8 persen pada tahun 2024. Hal ini mencerminkan perbaikan signifikan dalam sektor ketenagakerjaan dan pemerataan pembangunan.
“Kami juga berhasil mengambil kembali aset negara yang sebelumnya dikelola pihak asing, seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont, untuk dikelola sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat,” tambahnya.
Senada, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, melaporkan bahwa posisi Indonesia di kancah global semakin kuat.
“Kontribusi ekonomi Indonesia naik menjadi 2,5 persen, lebih tinggi dari negara-negara besar seperti Brasil, Prancis, dan Inggris,” ungkap Suharso
Ia juga menjelaskan bahwa posisi Indonesia berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) naik dari peringkat ke-10 pada 2014 menjadi peringkat ke-7 pada 2023.
Sementara itu, Bank Dunia turut memberikan apresiasi atas stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap di atas 5 persen. Hal itu disampaikan Managing Director Bank Dunia, Anna Bjerde, melalui Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto..
Menurut Airlangga, Bank Dunia mengapresiasi Indonesia karena berhasil menjaga inflasi tetap rendah meskipun ekonomi global sedang mengalami tekanan.
“World Bank mengapresiasi program-program pemerintah yang telah berhasil menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang jauh lebih baik dibandingkan banyak negara lain,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Airlangga juga menambahkan bahwa Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global hanya sekitar 2,6 hingga 2,7 persen pada tahun ini, dengan pertumbuhan lebih rendah tahun depan. Namun, Indonesia tetap diperkirakan dapat menjaga pertumbuhan di angka sekitar 5 persen, yang dianggap sebagai pencapaian luar biasa di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.