Jakarta, – Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami perkembangan positif ditengah ketidakpastian global. Pertumbuhan ekonomi terus mencatatkan pertumbuhan secara berkelanjutan juga harus diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berbagai upaya tersebut dilakukan dengan cara, antara lain membuka lebih banyak lapangan pekerjaan, meningkatkan keterampilan dan keunggulan sumber daya manusia (SDM) Indonesia, menurunkan tingkat kemiskinan, meningkatkan pemberdayaan dan peningkatan akses permodalan bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta menetapkan kebijakan yang mendukung penghiliran dan meningkatkan daya tarik investasi.
Menurut Peneliti ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf R Manilet, pada periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo, ada beberapa pencapaian yang perlu diapresiasi, antara lain tren jumlah penduduk miskin dan pengangguran relatif mengalami penurunan.
“Jokowi mampu menurunkan jumlah kemiskinan dan pengangguran, patut diapresiasi” katanya.
“Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama menengah ke bawah, juga perlu diimbangi dengan upaya penciptaan lapangan kerja yang sesuai dengan karakteristik masyarakat atau angkatan kerja saat ini,” terangnya.
Sementara dalam upaya memperkuat membangun ekonomi berkelanjutan, Presiden Jokowi akan mengeluarkan aturan terkait ekonomi digital. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Ekonomi Digital Ditjen Aptika, Bonifasius W Pujianto.
“Mudah-mudahan sebentar lagi akan keluar Perpres mengenai ekonomi digital,” kata Bonifasius dalam keterangan Jumat (6/9/2024).
Ia menjelaskan soal kebijakan, tidak bisa dilakukan secara sektoral. Butuh orkestrasi bersama-sama untuk membangun ekonomi digital di Indonesia.
Lebih lanjut menyampaikan, bahwa Kemenko Perekonomian menjadi conductornya dengan disusun buku putih pengembangan ekonomi digital untuk lima tahun ke depan sampai 2030.
Untuk dikatehui, dalam perjalanan 10 tahun pemerintahan Joko Widodo, pertumbuhan ekonomi tetap positif, indikator kesejahteraan masyarakat meningkat. Indikator lain ditunjukkan dengan tingkat kemiskinan turun tajam menjadi 9,03 persen di tahun 2024. Angka kemiskinan ekstrem juga turun signifikan menjadi 0,83 persen pada 2024. Pada tahun yang sama, tingkat pengangguran turun menjadi 4,8 persen.
Ekonomi Indonesia mampu selalu terjaga di kisaran 5 persen, bahkan lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan global yang sebesar 3,4 persen. Lapangan kerja pun bertambah sebanyak 21,3 juta dalam kurun waktu 2015-2024.
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah terus menjaga inflasi agar tetap terkendali dalam sasaran, melalui koordinasi dari pusat hingga daerah dan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Inflasi Indonesia dapat terkendali di kisaran 2-3 persen saat banyak negara mengalami kenaikan yang luar biasa, bahkan ada yang mencapai lebih dari 200 persen.
Ketika guncangan terjadi, pemerintah siap dan mengoptimalkan pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk meredam guncangan dari berbagai dampak rambatan global, sebagaimana yang ditunjukkan saat pandemi COVID-19 dan ketegangan geopolitik yang terjadi di dunia.
//***AR