Oleh: Matrthinus Nare*
Para anak muda Papua selaku pemegang estafet atau penerus generasi memiliki peranan yang sangat penting untuk menentukan bagaimana nasib dari wilayah mereka sendiri. Bahkan bukan hanya itu, seperti apa kualitas dari sumber daya manusia (SDM) muda Bumi Cenderawasih juga berkontribusi menentukan baik atau buruknya nasib masa depan bangsa ini.
Hal tersebut dikarenakan bangsa ini tentunya tidak hanya berdiri berdasarkan beberapa wilayah atau pulau saja, melainkan benar-benar seluruh daerah bahkan hingga paling pelosok di Indonesia tidak terkecuali di Papua merupakan bagian integral dari Tanah Air.
Dengan demikian, apapun dan bagaimanapun perkembangan di Papua, pasti akan mendatangkan dampak baik itu secara langsung ataupun tidak langsung pada keberlangsungan masa depan bangsa ini. Terlebih hal itu jika menyangkut dengan bagaimana kualitas SDM muda sebagai penerus generasi bangsa.
Tidak bisa dipungkiri bahwa memang upaya untuk terus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Bumi Cenderawasih merupakan sebuah hal yang harus terus digencarkan oleh berbagai pihak.
Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam rangka semakin meningkatkan kualitas SDM Papua yakni adalah dengan langkah penurunan prevalensi stunting yang menjadi bagian dari dampak adanya kemiskinan ekstrem di wilayah tersebut.
Menyadari betapa seriusnya ancaman stunting, kemudian Pemerintah Provinsi Papua (Pemprov) Tengah langsung berkomitmen kuat untuk memberikan peningkatan kualitas pelayanan untuk Keluarga Berencana (KB) dan Sumber Daya Manusia (SDM), sembari terus menjaga kerja sama antar lintas sektor.
Inspektur Provinsi Papua Tengah, Samuel Rihi menyampaikan bahwa dalam upaya untuk melakukan peningkatan kualitas bagi SDM di sana, maka mereka terus menggalakkan promosi kesehatan.
Lantaran sangat seriusnya komitmen kuat dari Pemprov Papua Tengah tersebut, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKN) Republik Indonesia, dr. Hasto Wardoyo menyambut dengan sangat baik adanya komitmen kuat tersebut.
Sementara itu, Wakil Bupati Nabire, Ismail Djamaluddin mengungkapkan apresiasi tingginya dan mengaku bahwa telah terealisasi wujud nyata dari bagaimana perhatian pemerintah pusat terhadap upaya peniingkatan kualitas hidup dari masyarakat di Papua, terutama dalam menghadapi tantangan berupa angka stunting yang masih saja menjadi pekerjaan rumah di sana.
Di tengah harapan untuk menuju pada visi Indonesia Maju, tentunya negara ini masih memiliki beberapa tantangan termasuk diantaranya adalah tantangan yang terdapat pada daerah pelosok seperti di Papua yang kerap kali terdapat permasalahan sosial di sana.
Untuk bisa mengatasi hal tersebut, maka sebenarnya membutuhkan pendekatan yang sangat tepat, salah satunya yakni dengan pendekatan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan serta adanya partisipasi aktif dari perguruan tinggi dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) muda yang ahli serta mampu mengatasi permasalahan di tengah masyarakat.
Data menunjukkan bahwa permasalahan sosial di Indonesia itu meliputi sebanyak 15,5 juta keluarga miskin, kemudian sebanyak 3,2 juta rumah yang tidak layak huni, sebanyak 134 kabupaten dan kota menjadi rawan konflik sosial dan beberapa lainnya.
Tentunya berbagai masalah sosial tersebut, termasuk beberapa permasalahan yang ada di Papua, tidak akan bisa terselesaikan dengan optimal jika tidak disertai adanya pendekatan secara menyeluruh atau holistik dan terintegrasi.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengatakan bahwa bagaimana nasib masa depan dan kemajuan bangsa Indonesia ini pada tahun emasnya yakn 2045 mendatang tentunya berada di tangan para generasi muda saat ini.
Oleh karenanya, Sumber Daya Manusia (SDM) muda memang harus dipersiapkan sedini mungkin untuk kualitas dan daya saingnya, terlebih dari para pemuda yang berada di pelosok daerah seperti Papua. Pasalnya Bumi Cenderawasih sebenarnya memiliki potensi sangat besar untuk memiliki para generasi muda penerus pemimpin bangsa.
Para anak muda itu haris benar-benar bersiap untuk menyongsong masa depan dan menjadi penerus pemimpin negara ini. Terlebih, sebenarnya para pemuda tidak memiliki pengalaman masa lalu, namun mereka sebenarnya merupakan generasi yang sangat kaya akan pengalaman masa depan.
Sifat dari pemuda biasanya jauh lebih tajam untuk bisa melihat ke depan jika dibandingkan dengan SDM yang sudah berusia lebih tua. Sebagai generasi penerus, para pemuda memiliki tantangan yang semakin berat untuk bisa meneruskan upaya pembangunan pemimpin terdahulu, serta menyempurnakan seluruh hal di masa lalu yang telah dikerjakan.
Maka dari itu, para anak muda harus sadar betapa pentingnya keberadaan mereka dan betapa besarnya potensi yang mereka miliki sehingga mereka mampu mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menjadi generasi penerus.
Banyak upaya dan program yang digencarkan oleh Pemerintah RI dalam rangka membantu peningkatan kualitas pada SDM muda termasuk di Papua. sebagai conroh, adanya upaya untuk menjawab krisis pemuda pada sektor pertanian yang jelas berpoyensi untuk mengancam ketahanan pangan nasional bahkan hingga global, maka Pemerintah dan Food and Agriculture (FAO) bersepakat memberikan bantuan teknis pemberdayaan pemuda.
Bukan hanya bertumpu pada SDM di beberapa wilayah saja, namun Indonesia ini merupakan satu kesatuan yang terdiri atas beragam wilayah, termasuk di dalamnya Papua. Sehingga bagaimana kualitas yang dimiliki oleh para anak muda di Bumi Cenderawasih jelas juga ikut menjadi penentu seperti apa nasib masa depan bangsa ini kelak.