Ekonom: Pembangunan Infrastruktur Era Presiden Jokowi Merata dan Tingkatkan Konektivitas Antarwilayah

JAKARTA – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Telisa Aulia Falianty, mengapresiasi pencapaian pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam membangun infrastruktur selama 10 tahun terakhir. Ia menyebut Presiden Jokowi sebagai Bapak Infrastruktur Indonesia karena komitmennya dalam mengalokasikan anggaran besar untuk proyek infrastruktur.

“APBN kita mengalokasikan lebih dari Rp 400 hingga 500 triliun per tahun untuk pembangunan infrastruktur, berdampak pada peningkatan konektivitas, layanan dasar, dan distribusi pangan,” ungkap Telisa.

Bacaan Lainnya

Telisa menyoroti keberhasilan pembangunan infrastruktur di era Presiden Jokowi yang berhasil menjangkau wilayah-wilayah terpencil, termasuk daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Pembangunan di daerah 3T tidak selalu menguntungkan secara ekonomi, tetapi dampak sosialnya sangat besar dalam mengurangi ketimpangan antarwilayah. “Ini sejalan dengan visi Nawacita untuk memperkuat daerah-daerah pinggiran,” jelasnya.

Executive Chairman B Universe, Enggartiasto Lukita, juga mengapresiasi pembangunan infrastruktur transportasi yang masif di Indonesia. Menurut Enggartiasto, pembangunan ini memperkuat konektivitas antarwilayah dan memudahkan distribusi barang serta mobilitas masyarakat.

“Konektivitas antar daerah sudah sangat terhubung, penting untuk pemerataan ekonomi,” kata Enggar.

Enggartiasto menyoroti program tol laut sebagai pencapaian penting dalam mengurangi kesenjangan harga antara wilayah barat dan timur. Program ini memungkinkan distribusi barang yang lebih cepat dan efisien, sehingga menekan disparitas harga kebutuhan pokok di wilayah terpencil.

“Perbedaan harga di wilayah timur kini jauh lebih kecil berkat infrastruktur yang dibangun di era Presiden Jokowi,” paparnya.

Modernisasi infrastruktur transportasi juga diakui oleh Enggartiasto. Kereta Cepat Jakarta-Bandung misalnya, menghubungkan kedua kota hanya dalam 30 menit.

“Kereta feeder dari Padalarang ke Bandung hanya memakan waktu 19 menit, ini adalah lompatan besar dalam transportasi kita,” tambah Enggartiasto.

Kemajuan ini juga dirasakan di Kalimantan dan Papua, di mana infrastruktur transportasi telah terhubung dengan kota-kota besar. Penerbangan di Papua kini memiliki bandara-bandara modern yang memudahkan akses masyarakat lokal.

“Keberhasilan Presiden Jokowi dalam percepatan pembangunan infrastruktur yang meratas di seluruh Indonesia adalah sesuatu yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya,” jelas Enggar.

Selama 10 tahun Presiden Jokowi menjadikan pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama, termasuk pembangunan 2.700 kilometer jalan tol serta 50 pelabuhan dan bandara baru. Telisa menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur udara di wilayah 3T juga berperan penting dalam mengurangi disparitas harga kebutuhan pokok.

“Pembangunan konektivitas udara sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah 3T, Hal ini sudah diwujudkan oleh Presiden Jokowi” tutup Telisa.

Dengan berbagai pencapaian tersebut, Presiden Jokowi berhasil mengoptimalkan APBN dalam membangun infrastruktur yang berdampak positif bagi masyarakat, menciptakan pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.

Pos terkait