Babinkamtibmas Desa Alila Timur AIPDA Dominggus Bole Dede
KALABAHI, WARTAALOR.COM | Warga di Desa Alila Timur, khususnya Dusun B Kampung Batu Putih Kecamatan Kabola Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) beramai-ramai melarikan diri dan bersembunyi ke hutan. Warga Batu Putih berjumlah sekitar 300 jiwa, baik dewasa-anak-anak lari bersembunyi karena diduga takut di suntik vaksin Covid-19. Padahal agenda untuk vaksin juga belum. Peristiwa ini terjadi sekitar dua pekan lalu.
Informasi yang dihimpun dari Babinkamtibmas Desa Alila Timur AIPDA Dominggus Bole Dede, Rabu, (17/2/21) menyebutkan bahwa warga Kampung Batu Putih itu beramai-ramai lari bersembunyi ke hutan karena diduga takut di suntik vaksin Covid-19. Ketakutan ini pun mencuat gegara mengkonsumsi sejumlah informasi HOAX yang beredar di media sosial tentang vaksin.
Domi, panggilan akrab Dominggus Bole Dede menyatakan, warga dari sekitar 300 jiwa hanya dua orang yang tetap tinggal di kampung. “Mereka saya punya warga binaan. Dan betul warga Batu Putih lari sembunyi ke hutan. Ada sekitar 300 hanya dua orang saja yang tetap tinggal di kampung karena kebetulan dua orang itu tukang ojek,” tandas Domi
Menurut Domi, warga yang lari sembunyi ke hutan itu gegara membaca berita HOAX di media sosial bahwa program vaksinasi Covid-19 yang dicanangkan oleh pemerintah itu berbahaya bagi tubuh. “Jadi mereka yang ini lari akibat termakan berita HOAX. Padahal vaksin tidak berbahaya, buktinya banyak pejabat sudah menerima vaksin terlebih dahulu guna lebih meyakinkan bahwa vaksin tidak berbahaya. Warga sendiri juga belum ada agenda untuk vaksin tapi sudah lari sembunyi ke hutan,” ungkap Domi.
Ia menyebut, warga yang lari bersembunyi ke hutan itu ada yang sudah kembali ke kampung ada yang tidak. Dirinya kemudian memberikan himbauan dan pemahaman kepada warga bahwa vaksin tidak berbahaya. “Jadi sampai sekarang ada yang sudah kembali ke kampung ada yang tidak. Yang tidak kembali itu mereka buat pondok di hutan lalu tinggal disana,” ungkap Domi.
Vaksin Tidak Berbahaya
Seperti diberitakan WARTAALOR.COM sebelumnya terkait pengakuan Dandim 1622/Alor Letkol Inf Supyan Munawar, S.Sg dan Kapolres Alor AKBP Agustinus Chrismas, SIK saat menerima vaksin. Dandim dan Kapolres tidak mengeluh adanya reaksi atau dampak dari vaksininasi itu.
Mereka juga memberikan testimoni, bahwa suntikan vaksinasi tersebut hampir tidak terasa, malah gigitan nyamuk lebih sakit. Seperti disaksikan Wartawan di Gedung Darma Wanita Kabupaten Alor, Senin 1 Februari 2021 pada kegiatan vaksin perdana ini digelar setelah dicanangkan oleh Bupati Alor, Drs. Amon Djobo.
Pejabat pertama yang mendapat vaksin ini adalah Kapolres Alor, AKBP. Agustinus Christmas, SIK, kemudian disusul Perwakilan dari sejumlah tokoh publik, Dandim 1622 Alor, Letkol. Supyan Munawar, S.Ag, Pejabat Pemerintah Kabupaten Alor, hingga Kepala BPJS Kabupaten Alor.
Mereka yang divaksin ini adalah benar-benar kondisi kesehatannya dalam keadaan sehat setelah di periksa di meja pemeriksaan di gedung tersebut.
Kapolres Alor, AKBP. Agustinus Christmas, SIK seusai menerima vaksin kepada Wartawan mengatakan, vaksinasi terhadap dirinya berjalan lancar, dan setelah divaksin tidak terjadi apa-apa. Oleh karena itu, Kapolres Christmas mengajak kepada semua masyarakat untuk menjaga kesehatan dan siap di vaksin.
Hal yang sama juga disampaikan Dandim 1622/Alor Letkol Inf Supyan Munawar, S.Ag yang minta kepada masyarakat jangan mempercayai informasi hoax tentang vaksin covid-19 ini. Menurut Dandim Munawar, dirinya setelah menerima vaksin tersebut, kondisinya dalam keadaan yang biasa atau normal.
Sementara itu tokoh pemuda, Deni Lalitan dalam testimoninya menyatakan ungkapan kegembiraannya atas vaksin yang telah diterimanya.
Deni mengatakan, kondisi tubuhnya dalam keadaan baik setelah divaksin, dan ketika divaksin ternyata suntikannya tidak terasa, malah kalau dibandingkan dengan gigitan nyamuk, lebih sakit gigitan nyamuk. Deni juga mengajak masyarakat untuk menyiapkan diri guna divaksin.
Sedangkan Pjs. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, dr. Ketut Indrajaya mengungkapkan, dalam pencanangan ini sebanyak 10 orang di vaksin, kemudian untuk tahap 1 vaksin diberikan kepada semua tenaga kesehatan di Kabupaten Alor dengan jumlah vaksin 4.120 unit dengan jumlah tenaga kesehatan yang terdaftar ada 1.773. Jumlah tersebut tentu dalam perjalanan ada penambahan.
Ketut mengatakan, pelaksanaannya vaksinasi ini kurang lebih 1 satu setengah bulan, dan semoga bisa lebih percepat yang akan berlangsung di 8 fasilitas kesehatan, yakni 2 di Pulau Pantar dan 6 di pulau besar ini termasuk RSUD Kalabahi.
Ketut melanjutkan, untuk tahap II secara nasional akan dilangsungkan bulan maret, yakni sasarannya adalah ASN, TNI/Polri, dan peserta untuk 60 tahun keatas. Kemudian tahap ketiga, ungkap Ketut, untuk masyarakat dengan kelompok umur 18 tahun sampai 59 tahun, jika tidak mengalami perubahan. *(Joka)