Kalabahi, wartaalor.com – Warga Desa Dulolong Barat Kecamatan Alor Barat Laut (ABAL) Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur dihebohkan dengan pembunuhan sadis yang menimpa korban RUT (45) pada Rabu, 5/7/2023. Bagaimana tidak, leher korban dibacok terduga pelaku OMLA (31) secara brutal hingga nyaris putus.
Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan terkait motif pembunuhan sadis tersebut.
Kasat Reskrim Polres Alor melalui Perwira Pengendali Sat Reskrim, IPDA Ibrahim Usman, SH yang dikonfirmasi media lewat WhatsApp membenarkan kejadian tersebut.
Ia mengatakan, penyidik langsung turun ke lokasi kejadian guna melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) setelah menerima laporan kejadian tersebut.
“Kami sementara berada di lokasi kejadian bersama teman-teman anggota Polsek Abal karena kejadian ini berada di wilayah hukum Polsek ABAL,” kata Usman.
Menurutnya, peristiwa ini berawal sekitar pukul 07.00 WITA dimana terduga pelaku keluar dari dalam rumah orang tuanya dan hendak pergi ke kampung Afa untuk bertemu dengan istri dan anaknya.
“Saat sampai di TKP, terduga pelaku melihat korban sedang beristirahat duduk di bawah pohon jambu mente. Terduga pelaku lalu kembali berjalan pulang menuju ke rumah orang tua. Ditengah perjalanan, ia kembali lagi ke arah korban karena merasa terganggu,” ungkap Usman.
Lanjut Usman, terduga pelaku kemudian mendekati korban dan langsung menarik (merampas) parang yang berada di pinggang korban.
“Setelah mendapatkan parang tersebut, terduga pelaku langsung mengayunkan parang tersebut ke arah leher korban berulang kali, mengakibatkan korban tersungkur hingga meninggal dunia,” bebernya.
Setelah kejadian itu, tambah Usman, terduga pelaku membawa parang milik korban ke rumah orang tuanya. Ia pun kemudian mendatangi pos penjagaan Polres Alor untuk menyerahkan diri.
“Kini pelaku dan barang bukti berupa parang juga sudah diamankan. Kami sudah buatkan permintaan visum, dan akan lakukan penyidikan lebih lanjut,” tandas Usman.
Terkait motif pembunuhan sadis ini menurut Usman, belum diketahui secara pasti. Selain itu saksi yang ada semuanya merupakan saksi petunjuk, bukan saksi fakta yang melihat langsung kejadian.
“Pelaku juga saat dimintai keterangannya alasan apa ia menghabisi nyawa korban hanya mengatakan “merasa terancam,” ujar Usman.
Atas jawaban tersebut, Perwira Pengendali Sat Reskrim kembali menegaskan jika polisi belum bisa memastikan secara pasti motif pembunuhan tersebut.
“Pelaku tetap beralasan bahwa dirinya merasa terancam ketika melihat korban. Ditanya alasan terancam karena apa, dia (pelaku) tetap bersih keras tidak menjawab, intinya dirinya terancam,” tutup IPDA Ibrahim Usman, SH.
Atas kejadian ini, dirinya juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak bereaksi secara berlebihan sehingga menimbulkan masalah baru sebab, kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian. ***(joka)