Kadisdik Alor Tegaskan Tak Ada yang Membatasi Guru Ajukan Kredit! Boleh Tapi Ikut Prosedur

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Alor, Ferdi Isak Lahal didampingi sekretarisnya Anthon Mokoni ketika memberikan keterangan kepada Wartawan di ruang kerjanya. FOTO: JONI KANAIRMAIH

Kalabahi, wartaalor.com – Baru-baru ini, ada informasi beredar di media sosial Facebook maupun Grup WhatsApp yang diduga datang dari oknum guru. Dia mengungkapkan kekecewaannya seolah-olah pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Alor membatasi atau menghalang-halangi guru yang mengajukan kredit uang di bank.

Informasi ini kemudian mengundang komentar banyak pihak dengan berbagai sudut pandang.

Bacaan Lainnya

Namun ‘kabar burung’ itu dibantah oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ferdi Isak Lahal, SH. Ferdi menegaskan pihaknya sama sekali tidak berniat membatasi guru maupun pegawai pada dinas yang Ia pimpin untuk mengajukan kredit di bank.

Menurut Ferdi, setiap guru ataupun pegawai boleh mengajukan kredit bank, hanya harus ikut prosedur.

Proses penyelenggaraan pemerintahan di daerah ini, kata Ferdi, ada mekanisme yang kita ikuti. Sehingga berkenaan dengan usulan kredit pegawai maupun guru tentu tidak serta-merta melainkan melalui mekanisme pemerintahan yang ada.

Mekanisme kredit yang dimaksud, jelas Ferdi, mulai dari sebelum usulan diajukan ke bank yang ditujukan, bendahara dinas akan melihat dokumennya. Setelah itu diajukan ke kepala sub bagian keuangan untuk menguji kelayakan. Kemudian dokumen itu diteruskan lagi ke sekretaris dinas untuk paraf, baru dinaikkan ke kepala dinas untuk tanda tangan.

Setelah tahapan ini selesai semua, barulah berkas kredit dibawa ke bank untuk proses selanjutnya.

“Jadi mekanisme seperti itu. Tidak ada yang membatasi guru untuk ajukan kredit. Silahkan, itu hak mereka tetapi kan tidak bisa serta-merta. Ada prosedurnya, harus melalui prosedur dan tujuannya baik. Supaya kita lebih tertib,” ujar Ferdi Lahal saat dikonfirmasi Wartawan di ruang kerjanya, Jumat, (10/2/23).

Mantan Asisten I Setda Kabupaten Alor ini menerangkan bahwa penting untuk berkas kredit guru dilakukan uji kelayakan karena gaji mereka ada pada DPA (Dokumen Pengguna Anggaran) dinas.

“Berkenaan dengan kredit, kalau kredit itu dilakukan oleh guru mereka punya gaji itu ada di dinas. Dan kalau gajinya ada di dinas ya prosedurnya sudah seperti itu. Harus kita lihat kelayakannya,” tandas dia.

Menurut mantan Camat Teluk Mutiara itu, kredit ini baik, karena sangat menolong sekali. Tetapi harus juga disandingkan dengan gaji yang mereka terima. Karena itu akan berdampak pada kinerja mereka (guru) yang bersangkutan.

“Kredit itu sangat menolong sekali. Tetapi juga proses ini dilakukan supaya usulan kredit yang diajukan itu disandingkan dengan gaji yang mereka terima. Kenapa harus dilakukan, karena jangan sampai PNS yang kredit ini gajinya minus lalu nanti dia setor apa ke bank. Kemudian hidup dengan keluarga itu bagaimana. Bukan saja dia mau makan apa, tetapi efektivitas kerja tentu tidak berjalan dengan baik,” ungkap Kadis Ferdi Lahal.

“Kalau gaji minus lalu tidak terima apa-apa. Dia mau urus keluarga seperti apa? Dia mau urus kerja seperti apa? Karena itu penting untuk dilakukan uji kelayakan,” tandas Ferdi yang saat itu didampingi Sekretarisnya, Anthon Mokoni.

Kadis Ferdi mencontohkan, seorang guru dengan gaji Rp 3 juta/bulan. Lalu dia kredit di salah satu bank dengan potongan gaji Rp 2 juta. Belum lunas dia maju kredit lagi di salah satu bank, berarti ini nanti potongan gaji berapa? Lalu dia mau hidup satu bulan seperti apa? Nah ini yang kita musti lihat kelayakannya.

“Gaji mereka kan ada di kita (dinas), maka kami punya kewajiban untuk melihat kelayakan sesuai prosedur. Sebab seseorang kalau sudah banyak kredit, otomatis menanggung beban hutang yang efeknya berdampak pada tugas dan pekerjaan,” ujar Ferdi.

Menurutnya, kredit itu hak dia (guru) tetapi ada hubungan kolerasi dengan tugas dan tanggung jawab. Maka perlu dilihat kelayakannya.

“Jadi sebenarnya tidak ada membatasi kredit, kami melayani dengan baik. Bahkan setiap hari itu kami bisa layani guru-guru yang ajukan kredit 5 sampai 7 orang. Setiap hari selalu ada,” tandasnya.

“Jadi PNS ini kalau kita tidak kredit itu omong kosong. Karena kalau kita tidak kredit kita punya penghasilan lain apa? Kan tidak ada. Sebab dengan kita kredit baru kita bisa mengurus segala sesuatu. Seperti urusan anak-anak sekolah atau membangun rumah dan lain sebagainya,” ujar Kadis Ferdi. ***(joka)

Pos terkait