KALABAHI, WARTAALOR.COM | Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) merupakan badan otonomi yang dilahirkan oleh Nahdlatul Ulama (NU). Ketua Umumnya ialah H Witjaksono, pria kelahiran tahun 1981 yang dikenal salah satu generasi milenial terkaya di Indonesia. SNNU bergerak di bidang bisnis, perekonomian dan pariwisata.
Di Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), wadah ini sudah dibentuk kepengurusannya dan dilantik oleh H. Witjaksono di Kalabahi, Senin, (22/3/21) lalu. Meski baru sembilan bulan berdiri, SNNU sudah membentuk badan pengurusnya di 27 provinsi di Indonesia.
Ketua NU Kabupaten Alor Latif Daka, SH kepada WARTAALOR.COM Selasa, (23/3/21) menjelaskan, badan pengurus SNNU di Alor beranggotakan 13 orang yang diketuai oleh Iwan Arkiang. Seusai dilantik untuk Masa Bakti 2021-2025, wadah ini akan segera mengembangkan sayapnya dengan membentuk badan pengurusnya di tingkat kecamatan.
“Jadi setelah dilantik, mereka akan membentuk badan pengurus di tingkat kecamatan. Berbagai program juga mulai dikembangkan yang diawali dengan program jangka pendek yaitu asuransi jiwa bagi nelayan,” kata Latif.
Latif Daka menyebut, wadah ini siap membangun terobosan-terobosan di Pulau julukan Seribu Moko ini atas kerjasama beberapa investor. Di bidang nelayan, SNNU memberikan asuransi jiwa. “Pada saat Mukernas, beliau (Ketua Umum) sampaikan bahwa khusus untuk NTT, SNNU memberikan asuransi jiwa kepada seluruh nelayan. Apalagi NU yang notabene dikenal sebagai organisasi pluralis dan nasionalisme dan itu terjadi di NTT,” katanya sembari menandaskan bahwa kalau di Jawa asuransi hanya di berikan kepada warga NU yang biasanya disebut nahdiah.
Latif Daka menjelaskan bahwa asuransi ini diberikan bagi nelayan yang mengalami kecelakaan laut pada saat mencari ikan. “Nah kita di NTT kecelakaan laut cukup tinggi. Tetapi selama ini mereka kurang mendapatkan perhatian yang baik, termasuk pemberian asuransi jiwa. Tapi kalau nelayan yang mengalami kecelakaan laut karena bom ikan tidak diberikan asuransi,” tandasnya.
Selain itu, kata Latif Daka, ada program jangka panjang yang digagas SNNU yakni rencana pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) kerjasama dengan Pertamina. “Untuk SPBN ini NU akan melakukan koordinasi dengan pihak Syahbandar Pelabuhan. Karena menurut kepala Syahbandar bahwa distribusi minyak di pelabuhan harus sesuai Standar Operasional Perusahaan (SOP). Selama ini tidak ada. Ada yang isi di jerigen, drum sehingga kadang mudah terjadi kebakaran di laut. Karena itu kami akan menawarkan untuk membangun SPBN, kemudian kami yang terapkan SOP. Setiap pendistribusian minyak harus sesuai dengan SOP. Sehingga, ketika terjadi kebakaran di laut bisa ada penanganan dengan baik,” ujarnya.
Sekretaris NU Kabupaten Alor Ab Syarif, SH kembali menguraikan bahwa terkait dengan nelayan, banyak yang sudah dibantu sarana pendukung oleh pemerintah tapi kadang tidak didukung dengan SDM yang baik maka hasil tangkapan ikan juga begitu-begitu saja. “Nah ini yang akan kami dekati dan mencari tahu seperti apa permasalahan yang mereka hadapi. Kemudian dilakukan pelatihan-pelatihan penguatan kapasitas,” katanya.
Ia mengatakan, selain itu juga rencana membangun pariwisata bahari. Berbicara tentang pariwisata bahari, katanya, Alor memiliki potensi-potensi pariwisata yang cukup menjanjikan setelah Kabupaten Manggarai Barat. Karena itu, gagasan SNNU membangun pariwisata bahari di Alor segera dilakukan. “Jadi pariwisata bahari ini sedang kami gagas. Kami akan memulai dari dua desa yang sudah kami lihat potensinya bagus dan menjanjikan, yaitu Desa Pailelang Kecamatan Alor Barat Daya dan Desa Margeta Kecamatan Abad Selatan,” katanya.
“Jadi rencana kita itu juga membangun pariwisata halal. Membangun pariwisata halal ini dimaksud agar mengantisipasi tidak terjadinya hal-hal lain yang tidak diinginkan. Sistem pengelolaannya berbasis budaya-budaya lokal,” katanya lagi.
Ab Syarif melanjutkan, untuk program di bidang nelayan, setiap nelayan kita dekati, apakah ada warga masyarakat yang tinggalnya dekat pantai tapi tidak bekerja sebagai nelayan, permasalahannya apa? Selanjutnya dicarikan solusi. “Jadi kami akan fokus pada desa-desa di pesisir panta agar rencana kerja kedepan ini juga bisa disinkronisasi dengan program desa,” ujarnya.*(Joka)