Kalabahi, wartaalor.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Festival Bahasa Abui di Kalabahi ibukota Kabupaten Alor, Rabu, (9/11/2022). Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.Ap dalam sebutannya sekaligus membuka secara resmi yang ditandai dengan pemukulan gong, mengapresiasi pelaksanaan kegiatan itu.
Bupati Amon Djobo mengatakan, pelaksanaan kegiatan ini dengan maksud untuk melestarikan budaya Alor, khususnya budaya Suku Abui sebagai suku terbesar. Dan salah satu budaya yang dilestarikan adalah bahasa daerah sebagai bahasa ibu, agar supaya tidak punah.
Menurut Djobo, Suku Abui merupakan suku yang besar di Kabupaten Alor. Suku ini besar tetapi bahasanya hampir mati, hampir punah. Sehingga menurut Djobo, kalau suku besar tetapi bahasanya punah, apa gunanya.
Pelaksanaan kegiatan Festival Bahasa Abui ini, kata Amon Djobo, merupakan tindak lanjut dari training of trainer (TOT) di Hotel Simfony Kalabahi belum lama ini.
“Dilakukan kerjasama antara pemerintah Kabupaten Alor dengan Kantor Bahasa Provinsi NTT. Melakukan penelitian, selanjutnya dilakukan TOT bagi Guru Muda Bahasa Abui dan ditindak lanjuti dengan digelarnya festival bahasa Abui saat ini,” ujar Amon Djobo.
Kegiatan Festival Bahasa Abui ini diikuti peserta dari 16 sekolah baik SD dan SMP di wilayah Suku Abui.
“Ketika membuka TOT bagi guru di Simpony Hotel, saya bilang orang Abui masih hidup ini yang saya heran. Artinya, hidup itu bukan hidup karena ada nafas, bukan! Tetapi bahasa Abui ini ternyata masih hidup, budayanya masih hidup, itu yang saya maksudkan,” ujar Amon Djobo.
Menurut Djobo, hidup yang Ia maksudkan adalah hidup dalam pemahaman yang luas. Artinya, bahasa masih ada, budaya masih ada, kehidupan manusia di Abui masih ada. Dan bahasa ini menandakan budaya, harkat dan martabat hidup orang Abui.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT yang menjadikan Bahasa Abui sebagai titik tolak dilakukannya TOT bagi guru muda Bahasa Abui beberapa waktu silam. Kemudian ditindaklanjuti melalui festival yang diselenggarakan saat ini,” ungkap Bupati Alor dua periode itu.
Setelah Festival Bahasa Abui ini digelar di Alor, lanjut Amon Djobo, akan ada festival tingkat provinsi dan tingkat nasional. Ia berpesan kepada tokoh-tokoh Abui yang menuturkan bahasa ibu ini agar tidak boleh punah, tidak boleh hilang dan tidak boleh lenyap. Amon Djobo meminta supaya hari ini sudah mulai kita sebarkan, sekaligus kita pulang dan kita lestarikan Bahasa Abui.
Koordinator Tata Usaha Kantor Bahasa Provinsi NTT, Irwan Pellondou mengatakan, Festival Tunas Bahasa Ibu Revitalisasi Bahasa Abui tingkat kabupaten merupakan salah satu tahapan dalam rangkaian program Merdeka Belajar Episode-17.
Dikatakan Irwan, revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Tahun 2022 diadakan di 5 titik Bahasa yaitu, bahasa Abui, Kambera, Dawan, Manggarai dan Rote.
Tahapan dalam program Revitalisasi Bahasa Abui menurut Irwan dimulai dari pelatihan bahasa Guru Utama berbahasa Abui pada tanggal 26-30 Juli 2022 di Hotel Simfony, diikuti oleh 31 guru.
“Pembelajaran dan pengimbasan bahasa Abui oleh guru utama pada bulan Agustus-Oktober 2022. Pemantauan implementasi di sekolah dilakukan Kantor Bahasa pada Oktober 2022,” ujarnya.
Dari festival bahasa ibu, bahasa Abui yang kita selenggarakan, Rabu 09 November 2022 di Destinasi Wisata Kota Kalabahi ini produknya akan mengikuti festival tunas bahasa ibu tingkat provinsi pada akhir November 2022 secara daring dan selajutnya secara berjenjang akan ada festival tunas bahasa ibu tingkat nasional pada bulan Februari 2023 mendatang.
Menurut Irwan, festival tunas bahasa ibu bahasa Abui ini dimeriahkan dengan berbagai mata lomba dengan menggunakan bahasa Abui, diantaranya, membaca puisi, pidato, mendongeng, pantun/syair, nyanyian rakyat, dan lego-lego, yang diikuti oleh siswa-siswi (SD dan SMP) 16 sekolah di wilayah berbahasa Abui di Kabupaten Alor.
“Penampil terbaik mendapatkan apresiasi dari Kantor Bahasa NTT. Diharapkan kegiatan festival tunas bahasa ibu bahasa Abui ini dapat menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap bahasa daerah di kalangan generasi muda dan mengajak para pemangku kepentingan untuk melindungi bahasa daerah melalui berbagai pendekatan,” pinta Irwan.
Target jangka panjang dari kegiatan ini adalah demikian Irwan, adanya pengimbasan penggunaan bahasa Abui sebagai bahasa ibu dalam kehidupan masyarakat Abui. Masyarakat, khususnya generasi muda sebagai penerus agar mencintai bahasa Abui sebagai bahasa Ibu dan bangga menggunakan dan terus melestarikannya. ***(joka)