Tolak Politik Identitas dan Provokasi, Ketua FKUB Alor Imbau Pilkada Harus Dijalankan Secara Toleran

Ketua FKU-B Kabupaten Alor, Pdt. Simon Petrus Amung, S. Th

Kalabahi, wartaalor.com – Puncak pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak akan dilaksanakan 17 November 2024 nanti. Tahapan hajatan politik inipun sudah berjalan dan saat pertengahan kampanye. Oleh karena itu, masyarakat Kabupaten Alor diimbau untuk tetap menjaga situasi keamanan, ketertiban dan keharmonisan hingga pada puncak pemungutan suara nanti.

Imbauan kepada masyarakat untuk tetap menjaga situasi yang aman, tertib dan harmonis ini disampaikan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKU-B) Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Pdt. Simon Petrus Amung, S. Th saat diwawancarai awak media ini di Kalabahi, Senin, (21/10/24) siang.

Bacaan Lainnya

Pendeta Simon mengatakan, untuk mendukung pelaksanaan tahapan Pilkada, semua komponen masyarakat diimbau menciptakan kedamaian, ketertiban, keamanan, dan keharmonisan ditengah masyarakat.

Menurutnya, tahapan pelaksanaan Pilkada tahun 2024 tengah berjalan, dimana KPU sebagai lembaga penyelenggara telah melaksanakan tahapan Pilkada secara baik. Untuk itu, ungkap Pendeta Simon, masyarakat diharapkan dapat memberikan dukungan kepada KPU dengan cara menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing.

“Mari kita bersama-sama mensukseskan pemilihan kepala daerah di wilayah Kabupaten Alor tercinta ini. Dengan cara menjaga situasi tetap aman dan damai, saling mengasihi satu sama lain sebagai saudara”, kata Pendeta Simon.

Pendeta Simon yang juga Ketua Klasis Alor Barat Laut ini mengajak masyarakat persiapkan diri dengan baik agar bisa turut serta dan berpartisipasi aktif dalam mensukseskan setiap tahapan hingga pada puncak pelaksanaan pemungutan suara.

Ia dengan tegas menolak hal-hal yang bersifat adu domba, provokasi serta politik identitas yang justru memecahkan tatanan kehidupan bermasyarakat.

“Diharapkan agar kita juga bermedia sosial dengan sejuk, menghindari bahasa yang memprovokasi. Menolak politik identitas agama. Pilkada harus dijalankan secara toleran sebagaimana seruan moderasi beragama, di dalam perbedaan yang ada harus tetap mengutamakan kerukunan dan persatuan”, pungkasnya.

Pendeta Simon mengajak seluruh masyarakat Alor untuk melaksanakan Pilkada Alor dengan tetap menjaga situasi yang aman dan damai, saling mengasihi satu sama lain sebagai orang bersaudara.

“Kita semua diikat dengan semboyan Ite Kakang Aring, Tara Miti Tomi Nuku, Tenageli Mulenoa. Warisan leluhur ini harus terus dipertahankan oleh kita generasi penerus. Pilihan boleh berbeda tetapi kekeluargaan harus diatas segalanya,” ungkap Ketua Klasis Abal ini.

Ia menambahkan, dalam proses kampanye yang sementara berlangsung, tentu ada banyak dinamika yang perlu disikapi dengan kedewasaan berpolitik oleh semua orang.

“Masyarakat, simpatisan maupun para kontestan diharapkan untuk lebih mendengar dan mengedepankan penyampaian visi misi, program kerja daripada politik identitas,” bebernya.

Ia juga mengatakan, di tengah kemajuan teknologi saat ini, masyarakat juga diminta untuk lebih selektif dalam mencerna semua bentuk informasi yang beredar di media sosial.

“Hindari segala bentuk berita hoax. Bermedia sosial dengan cara yang sejuk serta tidak menggunakan bahasa-bahasa provokasi yang dapat memicu gesekan, bahkan konflik di masyarakat,” imbuh pria murah senyum ini.

Diakhir penyampaiannya, Ketua FKUB Alor juga menyampaikan, dalam mewujudkan kerukunan, ketentraman dan ketertiban tersebut butuh kerjasama dari semua komponen.

“Tanggungjawab tidak hanya pemerintah dan aparat keamanan saja tapi kita semua masyarakat Kabupaten Alor agar pilkada ini dapat memberikan rasa aman, nyaman dan damai,” pungkas Simon Petrus Amung. ***(joka)

Pos terkait