WOLWAL, WARTAALOR.com – Leader Ismail, salah satu tokoh pemuda Wolwal Kecamatan Alor Barat Daya (ABAD), Kabupaten Alor, NTT meminta PT. Karya Baru Calisa (KBC) untuk bertanggung jawab atas proyek pekerjaan jalan hotmix di wilayah itu. Pasalnya, proyek pekerjaan peningkatan jalan provinsi yang baru selesai dikerjakan itu diduga asal jadi alias tidak berkualitas.
Menurut Leader, proyek jalan provinsi itu diduga tidak berkualitas. Karena itu dirinya meminta PT. KBC bongkar kembali lalu bangun baru. “Jalan yang baru selesai dikerjakan itu tidak berkualitas. Tidak kuat. Karena itu selaku pemuda Wolwal saya minta dibongkar kembali lalu kerja ulang. Bukan dengan cara tambal sulam,” tandas Leader Ismail kepada Wartawan, Sabtu, 21 Agustus 2021.
Dia mengisahkan, sebagai bukti jalan hotmix itu diduga tidak kuat, dimana saat sepeda motor diparkir di bahu jalan, pedal standar sepeda motor langsung tembus masuk dalam aspal. Selain itu, jalan yang baru selesai dikerjakan itu tetap saja retak dan berlubang meski sudah ada perbaikan dari PT. KBC sebagai kontraktor pelaksana.
Walaupun sudah ada upaya tambal sulam di beberapa titik, lanjut Leader, akan tetapi kualitasnya masih sangat memperihatinkan.
“Karena standar sepeda motor parkir saja langsung masuk dalam aspal, lubang dan retak,” ujar Leader.
Leader menilai, proyek yang menelan anggaran APBD Provinsi senilai Rp. 7 miliar lebih itu dikerjakan hanya asal jadi. Dia meminta kepada Pemprov NTT untuk melakukan uji petik lapangan agar bisa mengetahui kualitas jalan itu.
“Kalau bisa Pemerintah dan DPRD NTT langsung uji petik lapangan, bawa juga teknisi dari PUPR NTT, Politeknik dan lembaga jasa konstruksi,” kata Leader.
Ia juga meminta Pemprov NTT bila lakukan uji petik lapangan, sekaligus bersama pihak Kejaksaan Tinggi, sehingga jika ada temuan kerugian negara langsung ambil langkah hukum.
“Jalan yang baru selesai dikerjakan Juni 2021, hingga kini sudah mulai rusak. Beberapa lapisan aspal mulai terkelupas dan retakan di bibir jalan. Kuat dugaan, proyek jalan provinsi di Wolwal tidak sesuai spek dalam dokumen pelelangan. Sebab, fakta lapangan menunjukkan bukti yang jelas, kualitas dari pekerjaan yang sangat diragukan,” tegas Leader Ismail.
Dia menegaskan bahwa bila kondisi sudah demikian, pihak kontraktor jangan bersembunyi dibalik masa pemeliharaan. Menurutnya, jika tipe pekerjaan seperti ini, bahkan tambal sulam saja tidak punya kualitas, maka NTT tidak akan maju. “Kontraktor, PPK dan PA maju tapi masyarakat pengguna jalan akan jadi korban,” tandasnya seperti berita Safari NTT.
Informasi yang dihimpun media, proyek peningkatan jalan provinsi ruas Watatuku (SP. Mola) – Mataraben dikerjakan dengan nilai Kontrak 7. 703.681.000, 00. Anggaran ini bersumber dari APBD provinsi NTT tahun anggaran 2020. Waktu pelaksana pekerjaan 180 hari kalender dan waktu pemeliharaan 365 hari. ***(tim)