LIPPANG, WARTAALOR.COM | Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Maruli Simanjuntak meninjau lokasi bencana banjir dan longsor di Desa Lippang Kecamatan Alor Timur Laut (ATL) Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, 15 April 2021. Pangdam mendarat di Lapangan sekolah menggunakan Helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Disana, Ia disambut hangat oleh warga setempat yang kini masih dibalut suasana duka akibat badai Siklon Seroja yang menghantam pekan lalu. Pangdam Maruli didampingi Danrem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Legowo W. R. Jatmiko, Kabinda NTT Brigjen TNI Adrianus San, S .Sos dan Dandim 1622/Alor Letkol Inf Supyan Munawar, S.Ag. Rombongan ini memantau Kali, bekas bencana banjir dan longsor yang menewaskan 17 orang di wilayah itu.
Tidak saja itu, seperti disaksikan WARTAALOR.COM Komandan Kodam Udayana yang meliputi wilayah Bali, NTT dan NTB ini juga melakukan konseling sikologi bagi mental anak-anak di tengah bencana dengan membagi oleh-oleh yang dibawanya dari Bali. Ia kemudian menggendong bayi berusia 9 bulan yang selamat dari maut banjir dan longsor. Bayi malang berjenis kelamin laki-laki itu nama Jos Rehan Maure.
“Ayoo.. gendong yo, sini gendong. Nih ada oleh-olehnya,” ucap Pangdam Maruli ketika menyapa bayi Jos Rehan Maure yang kedua orangtuanya hilang terbawa banjir bandang dan hingga kini jasadnya belum ditemukan.
Pada kesempatan itu, Pangdam Maruli Simanjuntak mengatakan bahwa pihaknya akan terus memantau sekaligus mengirim logistik kepada para korban. Ia mengatakan, berkaitan dengan rumah tempat tinggal warga yang rusak penanganannya tentu melalui proses.
“Saya kira kita prioritaskan sembako dulu ya. Penanganan makan minum untuk warga kita dahulukan dan kami akan selalu mengirim bantuan sembako dan logistik lainnya dari Bali. Sedangkan kalau untuk penanganan rumah, saya kira bapa mama bisa bersabar ya.. karena semua butuh proses,” ungkap Pangdam Maruli.
Cerita Samuel Darius Lebo Ketika Selamatkan Bayi 9 Bulan
Bayi tak berdosa berusia 9 bulan namanya Jos Rehan Maure, anak dari Kenen Maure dan Susana Putriani Mande. Jos Rehan Maure punya nasib beruntung karena lolos dari jebakan banjir bandang dan longsor saat badai Siklon Seroja menghantam kampung itu. Ia pertama kali ditemui Samuel Darius Lebo tubuhnya dalam kondisi setengah terkubur.
“Waktu itu pas tanggal 4 April malam hujan deras sekali. Saya masih sempat kasih tahu orang-orang rumah dekat Kali supaya segera mengungsi. Saat itu saja dengar suara anak kecil menangis. Saya lalu keluar dan lihat ternyata ini anak Rehan tubuh sebagian sudah tenggelam dalam lumpur, tinggal dari leher keatas yang kelihatan,” kisah Samuel Darius Lebo yang juga pimpinan Gereja Kemah Injil Indonesia Ileba itu.
Dia melanjutkan, saat mendengar bayi Rehan menangis dirinya melihat kedua orangtuanya sudah tidak ada. Sudah dibawa banjir. “Jadi waktu itu karena kondisi banjir besar sudah datang, kemungkinan dia pung bapa ini mau selamatkan anak dengan cara buang ke pinggir Kali. Anak sampai tenggelam di lumpur. Sementara dia punya bapa dan mama serta saudara lainnya belum ditemukan sampai sekarang,” kisah Samuel Darius Lebo sembari mengatakan bahwa bayi Jos Rehan Maure kini diasuh oleh keluarga di Desa Lippang. *(Joka)