Penderita Covid-19 di Alor, Disuruh Karantina Tapi Tidak Ada Perhatian Medis

Ilustrasi

Kalabahi, Warta Alor | Penderita virus Corona (Covid-19) di Kabupaten Alor, NTT mengeluh karena tidak mendapat perhatian medis dan perhatian dalam bentuk lainnya selama menjalani karantina atau isolasi mandiri di rumah. Mereka bahkan merasa bingung apa yang harus dilakukan selama karantina karena tidak diberikan vitamin atau obat-obatan untuk dikonsumsi.

Bacaan Lainnya

Pengeluhan ini disampaikan istri almarhum DP, OPP (warga Alor yang terkonfirmasi positif Covid-19) saat dihubungi wartawan melalui ponsel pribadinya, Rabu, (13/1/21) siang. Selain, OPP, pengeluhan yang sama juga disampaikan JNd, warga Alor yang anggota keluarganya terkonfirmasi positif Covid-19 dan mereka sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Istri almarhum DP, OPP mengisahkan, dirinya diambil swab pada tanggal 14 Desember 2020. Ketika hasil swabnya dinyatakan positif covid-19, dirinya kemudian diminta oleh petugas untuk menjalani isolasi mandiri di rumah. Ia mengisahkan, selama menjalani isolasi mandiri dirumah tidak pernah ada petugas medis yang datang untuk menjenguknya atau memberikan obat-obatan untuk dikonsumsi.

“Tidak ada petugas medis yang datang. Mereka baru hubungi saya waktu mau swab kedua, karena mereka hubungi saya datang di IGD Rumah Sakit Daerah (RSD) Kalabahi untuk melakukan swab kedua,” ujarnya.

“Jadi ketika pengambilan sampel swab kedua di RSDKalabahi, saya dengan inisiatif sendiri yang meminta obat. Saya cukup binggung apakah SOP penangganan covid-19 seperti itu,” ungkapnya lagi sambil mengatakan dirinya hingga saat ini masih menunggu hasil swab kedua.

Sementara itu, pengeluhan pelayanan yang sama juga disampaikan oleh JNd, seorang Kepala Keluarga yang istri dan anaknya dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19. Menurut JNd, awalnya istrinya masuk rumah sakit, kemudian dinyatakan positif covid-19.

Karena vonis demikian, jelas JNd, dirinya bersama anak-anaknya juga diambil swabnya. Hasil swab tersebut, dirinya dinyatakan negatif, sedangkan keempat anaknya terkonformasi positif covid-19, sehingga ditambah istrinya menjadi 5 orang positif covid-19.

Semua anggota keluarga yang positif, ungkap JNd, dalam perawatannya menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun lagi-lagi, tegas JNd, selama menjalani isolasi mandiri, belum pernah ada petugas yang datang untuk melihat perkembangan anggota keluarganya yang positif Covid-19.

“Jadi ketika awal istri dan anak saya menjalani isolasi mandiri, petugas meninggalkan nomor ponselnya dan mengatakan kalau ada yang batuk-batuk hubungi kami. Selanjutnya tidak pernah ada petugas yang datang memperhatikan kami,” ungkap JNd dengan nada kesal.

“Selain hal tersebut, saya juga sedikit merasa aneh karena dokumen yang merupakan catatan medis positif covid-19 dari istri dan anak saya bisa tersebar luas melalui media ponsel,” tambah JNd bertanya.

Berkaitan dengan hal ini, Pemred Metro Alor (Yusran Bainkabel) ketika dalam keterangan pers Satuan Tugas (Satgas) Penangganan Covid-19 Kabupaten Alor yang digelar, Rabu 13 Desember 2021 mempertanyakan tentang SOP penangganan Covid-19 apakah seperti itu atau bagaimana. Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, Dominggus Prakemeng menjelaskan, bahwa untuk penderita covid-19 yang menjalani perawatan isolasi mandiri, ada tim kontrol yang dibagi dengan zonasi atau wilayah.

Menurut Dominggus, pihaknya dalam melaksanakan tugasnya biasanya memberikan informasi lisan ataupun melalui telephone, sehingga bila ada informasi yang ingin disampaikan dapat dikomunikasikan dengan petugas. Sementara menyinggung pengobatan atau pemberian vitamin atau perhatian lainnya terhadap penderita yang menjalani isolasi mandiri tersebut, belum mendapat penjelasan terkait hal tersebut.*(Joka)

Pos terkait